Bimbingan dan Konseling
a. Konsep BK Perkembangan
Myrick (2011:14) pendekatan
perkembangan merupakan suatu
upaya untuk mengenali keahlian
tertentu dan pengalaman murid yang
diperlukan untuk dimiliki sebagai
bagian dari mereka yang bersekolah
dan memperoleh kesuksesan. Dalam
pendekatan perkembangan, para
peserta didik memiliki suatu peluang
untuk belajar lebih banyak
mengenali diri mereka sendiri danorang lain dengan berbagai
peningkatan momen problem dalam
kehidupan mereka. Mereka belajar
keahlian interpersonal sebelum
mereka memiliki kirisis
interpersonal. Ketika pendekatan
perkembangan digunakan, ini
menggabungkan pendekatan
preventif, perbaikan dan krisis.
Pendekatan perkembangan
melibatkan pengajaran, pelatihan,
tutorial, intruksional, informatif dan
konseling sebagai bagian proses
bantuan. Ini merupakan suatu
pendekatan fleksibel yang menarik
apa pun yang layak dalam memenuhi
kebutuhan dan minat para peserta
didik.
Pendekatan perkembangan
menekankan pada pentingnya
lingkungan pembelajaran. Ini juga
mengenali para peserta didik ,guru,
sama dan personil lain dalam sekolah
dapat bekerja secara
berkesinambungan untuk
membentuk iklim pembelajaran.
Oleh karena itu, hubungan
interpersonal merupakan bagian
penting dalam pendekatan ini dan
setiap orang di dalam sekolah
dipertimbangkan sebagai fasilitator
personil, sosial dan pertumbuhan
akademik.
Myrick (2011:33) Pendekatan
perkembangan beranggapan bahwa
perkembangan manusia yang
alamiah termasuk beberapa tahapan
umum dan tugas pengalaman
sebagian besar individual ketika
mereka mengalami perkembangan
dari masa kanak-kanak menuju
kedewasaan. Ini berpusat pada
beberapa konsep diri yang positif dan
pengakuan konsep diri seseorang
yang dibangun dan dibangun
kembali melalui pengalaman dan
pendidikan. Ini selanjutnya
mengenali perasaan, ide dan prilaku
yang berhubungan erat dan mereka
dipelajari. Oleh karena, beberapa
kondisi yang sangat diharapkan
untuk pembelajaran dan
pembelajaran ulang merupakan
pertimbangan yang penting bagi
bimbingan. Tujuan akhirnya adalah
untuk membantu para murid belajar
lebih efektif dan efisien.
Program perkembangan
membutuhkan bantuan semua
personil sekolah agar dapat mencapai
tujuannya, yang diorganisasikan
melalui kurikulum bimbingan, Para
konselor dan guru, secara khusus,
harus bekerja erat satu sama lain
untuk memberikan bimbingan yang
layak dan layanan konseling bagi
para murid. Ada suatu kebutuhan,
oleh karenanya, untuk
mengidentifikasi peran para personil
sekolah dalam suatu program
bimbingan dan konseling
komprehensif untuk mengenali
bagaimana mereka melengkapi satu
sama lain. Lebih jauh, ada
kebutuhan yang secara spesifik
menetapkan fungsi tugas dan
intervensi dasar bagi para konselor
sekolah yang bertugas sebagai
pengawas program.
b. Prinsip --Prinsip BK
Perkembangan
Menurut
Myrick (2011)
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling perkembangan sebagai
berikut :
1) BK perkembangan diberikan
kepada seluruh siswa
2) BK perkembangan bersifat
mengembangkan
3) BK perkembangan telah
terorganisir dan direncanakan
dalam kurikulum
4) BK perkembangan adalah
bagian yang terintegrasi dalam
proses pendidikan secara total
5) BK perkembangan melibatkan
seluruh personil sekolah
6) BK perkembangan membantu
peserta didik belajar banyak
secara efektif dan efisien
7) BK perkembangan didesain
untuk pencegahan
8) Konselor (Guru BK di sekolah)
dan Guru memiliki fungsi
kerjasama dalam program BK
perkembangan
9) Organisasi program dan
rancangan kurikulum merupakan
hal yang sangat penting dalam
program BK perkembangan
10) Fokus dengan penerimaan diri,
pemahaman diri, dan pengayaan
diri
11) Fokus kepada proses
pendorongan (pemberian
motivasi).
2. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja dalam
istilah psikologi disebut Juvenile
Deliquency. Juvenile berarti anak
sedangkan delimgquency: berarti
kejahatan. Maksudnya, Juvenile
Deliquency adalah penjahat anak
atau anak jahat. Menurut Bimo
Walgito, Juvenile Deliquency
mencakup setiap perbuatan jika
perbuatan terbut dilakukan oleh
orang dewasa, maka perbuatan itu
merupakan kejahatan, sesuatu yang
melawan hukum.
Juvenile
Deliquency sebagai kenakala remaja
telah mengalami pergesaran
etimologi akan tetapi hanya
menyangkut aktifitasnya saja. Yakni
istilah kejahatan Eri juenile menjadi
kenakalan. Meskipun kenkalan
remaja senantiasa diasosiasikan
dengan perbuatan atau tindak
kejahatan. Hal ini dapat dimengerti,
jika yang dipegang tata nilai yang
dianut masyarakat, dan penilaian
masyarakat atas kenakalan anak-anak
tersebut.
Bentuk kenakalan remaja
dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu:
a. Kenakalan yang tidak dapat
digolongkan pada pelanggaran
hukum. Kenakalan tersebut
termasuk amoral, asosial
maupun norma, yaitu
pelanggaran terhadap moral, dan
melanggar terhadap aturan dan
norma yang berlaku di
masyarakat, serta pelanggaran
terhadap aturan agama. Sebagai
contoh pergaulan buruk,
menonton video porno dan
masih banyak lagi.
b. Kenakalan yang dapat
digolongkan terhadap hukum
mengarah kepada
tindakan
kriminal, seperti percobaan
pembunuhan, penyekapan,
penganiayaan, mencuri,
merampok, memperkosa, pelecehan seksual lainnya, dan
masih banyak lagi.
3. Strategi Bimbingan dan
Konseling Perkembangan untuk
mereduksi Kenakalan Remaja
a. Layanan Dasar
Menurut Bhakti & Safitri
(2015) Layanan dasar sebagai
pemberian bantuan melalui kegiatan
penyiapan pengalaman terstruktur
secara klasikal atau kelompok yang
dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis dalam rangka
mengembangkan kemampuan
penyesuaian diri yang efektif sesuai
dengan tahap dan tugas
perkembangan. Strategi layanan
dasar yaitu 1) bimbingan klasikal, 2)
bimbingan kelompok, 3) media
bimbingan kelompok, 4) asesmen
kebutuhan. Kontribusi strategi
layanan dasar dalam menciptakan
sekolah ramah anak berupa
bimbingan klasikal materi bullying,
stop pekerja anak. Pelaksananaan
layanan bimbingan klasikal dan
kelompok dengan pendekatan
student center learning. Guru
bimbingan dan konseling
menciptakan proses interaktif,
inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik
untuk berperan aktif.
b. Layanan Responsif
Menurut Depdiknas (2008)
Layanan responsif, sebagai proses
bantuan untuk menghadapi masalah
dan memerlukan pertolongan dengan
segera, supaya peserta didik tidak
mengalami hambatan dalam
pencapaian tugas-tugas
perkembangan.
Strategi layanan
responsif dapat berupa konseling
individu, konseling kelompok, dan
lain sebagainya
c. Layanan Perencanaan Individual
Menurut lampiran
Permendikbud no 111 Tahun 2014
tentang Layanan Bimbingan dan
konseling di sekolah dasar dan
menengah, layanan perencanaan
individual sebagai bantuan untuk
merumuskan dan melakukan
aktivitas-aktivitas sistematik yang
berkaitan dengan perencanaan masa
depan berdasarkan pemahaman
tentang kelebihan dan kekurangan
dirinya, peluang dan kesempatan
yang ada di lingkungan. Stetategi
layanan perencanaan individual dan
peminatan berupa layanan peminatan
dalam format individu maupun
kelompok untuk membantu siswa
merecanakan pendidikan lanjutan
serta perencanaan karir.
d. Dukungan Sistem
Menurut Hasan & Bhakti
(2016) Dukungan sistem, sebagai
proses bantuan atau fasilitasi atau
dukungan secara tidak langsung
terhadap kelancaran, efektivitas dan
efisisen pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.
Strategi layanan dukungan
sistem dalam menciptakan sekolah
ramah dapat berupa aktivitas
kolaborasi dengan orangtua untuk
pengembangan potensi peserta didik
serta layanan advokasi membantu
konseli mendapatkan pembelaan
terhadap hak-hak konseli yang
mengalami perlakuan diskriminatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H