Mohon tunggu...
Ekaekabima
Ekaekabima Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Implementasi Pendekatan Bimbingan dan Konseling Perkembangan untuk Mengurangi Kenakalan Remaja

13 Juni 2024   16:02 Diperbarui: 14 Juni 2024   10:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bimbingan dan Konseling

Perkembangan

a. Konsep BK Perkembangan

Myrick (2011:14) pendekatan

perkembangan merupakan suatu

upaya untuk mengenali keahlian

tertentu dan pengalaman murid yang

diperlukan untuk dimiliki sebagai

bagian dari mereka yang bersekolah

dan memperoleh kesuksesan. Dalam

pendekatan perkembangan, para

peserta didik memiliki suatu peluang

untuk belajar lebih banyak

mengenali diri mereka sendiri danorang lain dengan berbagai

peningkatan momen problem dalam

kehidupan mereka. Mereka belajar

keahlian interpersonal sebelum

mereka memiliki kirisis

interpersonal. Ketika pendekatan

perkembangan digunakan, ini

menggabungkan pendekatan

preventif, perbaikan dan krisis.

Pendekatan perkembangan

melibatkan pengajaran, pelatihan,

tutorial, intruksional, informatif dan

konseling sebagai bagian proses

bantuan. Ini merupakan suatu

pendekatan fleksibel yang menarik

apa pun yang layak dalam memenuhi

kebutuhan dan minat para peserta

didik.

Pendekatan perkembangan

menekankan pada pentingnya

lingkungan pembelajaran. Ini juga

mengenali para peserta didik ,guru,

sama dan personil lain dalam sekolah

dapat bekerja secara

berkesinambungan untuk

membentuk iklim pembelajaran.

Oleh karena itu, hubungan

interpersonal merupakan bagian

penting dalam pendekatan ini dan

setiap orang di dalam sekolah

dipertimbangkan sebagai fasilitator

personil, sosial dan pertumbuhan

akademik.

Myrick (2011:33) Pendekatan

perkembangan beranggapan bahwa

perkembangan manusia yang

alamiah termasuk beberapa tahapan

umum dan tugas pengalaman

sebagian besar individual ketika

mereka mengalami perkembangan

dari masa kanak-kanak menuju

kedewasaan. Ini berpusat pada

beberapa konsep diri yang positif dan

pengakuan konsep diri seseorang

yang dibangun dan dibangun

kembali melalui pengalaman dan

pendidikan. Ini selanjutnya

mengenali perasaan, ide dan prilaku

yang berhubungan erat dan mereka

dipelajari. Oleh karena, beberapa

kondisi yang sangat diharapkan

untuk pembelajaran dan

pembelajaran ulang merupakan

pertimbangan yang penting bagi

bimbingan. Tujuan akhirnya adalah

untuk membantu para murid belajar

lebih efektif dan efisien.

Program perkembangan

membutuhkan bantuan semua

personil sekolah agar dapat mencapai

tujuannya, yang diorganisasikan

melalui kurikulum bimbingan, Para

konselor dan guru, secara khusus,

harus bekerja erat satu sama lain

untuk memberikan bimbingan yang

layak dan layanan konseling bagi

para murid. Ada suatu kebutuhan,

oleh karenanya, untuk

mengidentifikasi peran para personil

sekolah dalam suatu program

bimbingan dan konseling

komprehensif untuk mengenali

bagaimana mereka melengkapi satu

sama lain. Lebih jauh, ada

kebutuhan yang secara spesifik

menetapkan fungsi tugas dan

intervensi dasar bagi para konselor

sekolah yang bertugas sebagai

pengawas program.

b. Prinsip --Prinsip BK

Perkembangan

Menurut

Myrick (2011)

prinsip-prinsip bimbingan dan konseling perkembangan sebagai

berikut :

1) BK perkembangan diberikan

kepada seluruh siswa

2) BK perkembangan bersifat

mengembangkan

3) BK perkembangan telah

terorganisir dan direncanakan

dalam kurikulum

4) BK perkembangan adalah

bagian yang terintegrasi dalam

proses pendidikan secara total

5) BK perkembangan melibatkan

seluruh personil sekolah

6) BK perkembangan membantu

peserta didik belajar banyak

secara efektif dan efisien

7) BK perkembangan didesain

untuk pencegahan

8) Konselor (Guru BK di sekolah)

dan Guru memiliki fungsi

kerjasama dalam program BK

perkembangan

9) Organisasi program dan

rancangan kurikulum merupakan

hal yang sangat penting dalam

program BK perkembangan

10) Fokus dengan penerimaan diri,

pemahaman diri, dan pengayaan

diri

11) Fokus kepada proses

pendorongan (pemberian

motivasi).

2. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja dalam

istilah psikologi disebut Juvenile

Deliquency. Juvenile berarti anak

sedangkan delimgquency: berarti

kejahatan. Maksudnya, Juvenile

Deliquency adalah penjahat anak

atau anak jahat. Menurut Bimo

Walgito, Juvenile Deliquency

mencakup setiap perbuatan jika

perbuatan terbut dilakukan oleh

orang dewasa, maka perbuatan itu

merupakan kejahatan, sesuatu yang

melawan hukum.

Juvenile

Deliquency sebagai kenakala remaja

telah mengalami pergesaran

etimologi akan tetapi hanya

menyangkut aktifitasnya saja. Yakni

istilah kejahatan Eri juenile menjadi

kenakalan. Meskipun kenkalan

remaja senantiasa diasosiasikan

dengan perbuatan atau tindak

kejahatan. Hal ini dapat dimengerti,

jika yang dipegang tata nilai yang

dianut masyarakat, dan penilaian

masyarakat atas kenakalan anak-anak

tersebut.

Bentuk kenakalan remaja

dapat digolongkan menjadi dua

bagian yaitu:

a. Kenakalan yang tidak dapat

digolongkan pada pelanggaran

hukum. Kenakalan tersebut

termasuk amoral, asosial

maupun norma, yaitu

pelanggaran terhadap moral, dan

melanggar terhadap aturan dan

norma yang berlaku di

masyarakat, serta pelanggaran

terhadap aturan agama. Sebagai

contoh pergaulan buruk,

menonton video porno dan

masih banyak lagi.

b. Kenakalan yang dapat

digolongkan terhadap hukum

mengarah kepada

tindakan

kriminal, seperti percobaan

pembunuhan, penyekapan,

penganiayaan, mencuri,

merampok, memperkosa, pelecehan seksual lainnya, dan

masih banyak lagi.

3. Strategi Bimbingan dan

Konseling Perkembangan untuk

mereduksi Kenakalan Remaja

a. Layanan Dasar

Menurut Bhakti & Safitri

(2015) Layanan dasar sebagai

pemberian bantuan melalui kegiatan

penyiapan pengalaman terstruktur

secara klasikal atau kelompok yang

dirancang dan dilaksanakan secara

sistematis dalam rangka

mengembangkan kemampuan

penyesuaian diri yang efektif sesuai

dengan tahap dan tugas

perkembangan. Strategi layanan

dasar yaitu 1) bimbingan klasikal, 2)

bimbingan kelompok, 3) media

bimbingan kelompok, 4) asesmen

kebutuhan. Kontribusi strategi

layanan dasar dalam menciptakan

sekolah ramah anak berupa

bimbingan klasikal materi bullying,

stop pekerja anak. Pelaksananaan

layanan bimbingan klasikal dan

kelompok dengan pendekatan

student center learning. Guru

bimbingan dan konseling

menciptakan proses interaktif,

inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik

untuk berperan aktif.

b. Layanan Responsif

Menurut Depdiknas (2008)

Layanan responsif, sebagai proses

bantuan untuk menghadapi masalah

dan memerlukan pertolongan dengan

segera, supaya peserta didik tidak

mengalami hambatan dalam

pencapaian tugas-tugas

perkembangan.

Strategi layanan

responsif dapat berupa konseling

individu, konseling kelompok, dan

lain sebagainya

c. Layanan Perencanaan Individual

Menurut lampiran

Permendikbud no 111 Tahun 2014

tentang Layanan Bimbingan dan

konseling di sekolah dasar dan

menengah, layanan perencanaan

individual sebagai bantuan untuk

merumuskan dan melakukan

aktivitas-aktivitas sistematik yang

berkaitan dengan perencanaan masa

depan berdasarkan pemahaman

tentang kelebihan dan kekurangan

dirinya, peluang dan kesempatan

yang ada di lingkungan. Stetategi

layanan perencanaan individual dan

peminatan berupa layanan peminatan

dalam format individu maupun

kelompok untuk membantu siswa

merecanakan pendidikan lanjutan

serta perencanaan karir.

d. Dukungan Sistem

Menurut Hasan & Bhakti

(2016) Dukungan sistem, sebagai

proses bantuan atau fasilitasi atau

dukungan secara tidak langsung

terhadap kelancaran, efektivitas dan

efisisen pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling.

Strategi layanan dukungan

sistem dalam menciptakan sekolah

ramah dapat berupa aktivitas

kolaborasi dengan orangtua untuk

pengembangan potensi peserta didik

serta layanan advokasi membantu

konseli mendapatkan pembelaan

terhadap hak-hak konseli yang

mengalami perlakuan diskriminatif.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun