Mohon tunggu...
Eka Dharma Saputra
Eka Dharma Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasioner - ASN - Veterinarian

Bapak 2 anak yang ingin belajar dan berbagi manfaat lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sheila dan Kawan Lama

15 Oktober 2024   15:34 Diperbarui: 15 Oktober 2024   16:05 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sheila | Gambar dibuat dengan AI

Sheila selalu menganggap bandara lebih dari sekadar tempat singgah. Bagi kebanyakan orang, bandara hanyalah tempat menunggu pesawat atau bertemu dengan kerabat. 

Namun, bagi Sheila, bandara adalah tempat untuk menyaksikan kehidupan dalam segala bentuknya---perpisahan, pertemuan, pelukan, dan air mata.

Setelah berbulan-bulan tenggelam dalam pekerjaannya sebagai freelancer, hari itu ia kembali ke tempat yang selalu membuatnya merasa hidup: Bandara Soekarno-Hatta.

Langkah Sheila terhenti di dekat bangku panjang favoritnya, yang letaknya strategis di samping sebuah pilar besar. Dari sana, ia bisa melihat hampir semua sudut terminal keberangkatan. Ia bisa menyaksikan antrian panjang di konter check-in, roda-roda koper yang berderak di lantai, hingga pelukan penuh emosi yang terjadi di sekitar pintu keberangkatan.

Senyum tipis terukir di bibirnya saat ia duduk, membiarkan dirinya tenggelam dalam suasana yang sudah lama ia rindukan.

"Hai, sudah lama aku tidak melihatmu di sini, Sheila."

Sheila tersenyum lebar mendengar sapaan itu, meski ia tahu hanya dirinya yang bisa mendengarnya. 

"Kamu tahu nggak, aku tuh kangen banget sama kamu," jawab Sheila pelan, sambil mengedarkan pandangan.

"Entah sudah berapa bulan aku nggak ke sini. Aku merindukan suasana ini, dan tentu saja, aku merindukan bercerita denganmu."

Sheila memandang sekeliling, menikmati pemandangan yang sudah familiar. Suara langkah-langkah cepat orang-orang yang terburu-buru, derit koper yang ditarik tergesa-gesa, dan pengumuman keberangkatan yang menggema melalui speaker bandara semua menyatu menjadi simfoni kehidupan yang menyambut Sheila kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun