"Suatu hari nanti, mungkin aku juga akan terbang ke suatu tempat. Tapi aku rasa, untuk sekarang, aku bahagia hanya dengan duduk di sini bersama kamu."
Suaranya kembali tenang, penuh keyakinan. "Kamu tahu, meskipun hidupku sibuk, aku selalu bisa kembali ke sini. Kita akan duduk bersama lagi, seperti dulu."
Pilar di samping Sheila tetap berdiri kokoh, tidak pernah berubah meski waktu terus berlalu. Selama ini, kawan lamanya hanyalah sebuah pilar yang diam, namun dalam diamnya, ia selalu mendampingi Sheila, mendengarkan semua ceritanya tanpa suara balasan.
Sheila tersenyum lebar, merasa tenang. Baginya, kawan lamanya itu bukan hanya sekadar pilar, tapi teman yang selalu setia mendengarkan.
___
Cerpen ini terinspirasi dari jawaban Anita Mooui di Quora - https://id.quora.com/Apa-hobi-anehmu/answer/Anita-Mooui?ch=18&oid=1477743627760113&share=8ba361a6&srid=u6Wuzz&target_type=answer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H