Tempat ini, bersama kawan lamanya, selalu bisa mengembalikan ketenangan dalam hidupnya yang penuh kesibukan.
"Aku bisa duduk di sini berjam-jam dan tidak pernah merasa bosan," Sheila melanjutkan.
"Setiap orang membawa cerita mereka sendiri, seperti film yang tak pernah selesai. Rasanya seperti aku menonton potongan-potongan kehidupan, tanpa perlu ikut campur, hanya menikmati dari jauh."
"Lalu, apakah kamu merasa puas dengan hidupmu sekarang, Sheila?" tanya suara itu, lembut namun menuntut jawaban yang mendalam.
Sheila terdiam sejenak, merenung. "Kadang aku merasa hidupku terlalu sibuk. Tapi di sini, duduk bersama kamu, rasanya segalanya menjadi lebih sederhana."
Seketika, suasana di sekitar Sheila terasa hangat meskipun bandara selalu dingin karena udara AC. Ia terus berbicara, seolah waktu berhenti untuk membiarkan ia dan kawan lamanya menikmati momen itu. Mereka tak perlu banyak berkata-kata, karena kehadiran satu sama lain sudah cukup.
"Kamu pikir aku aneh nggak, menghabiskan waktu berjam-jam di bandara hanya untuk duduk dan mengamati orang-orang?"
"Kamu unik, Sheila, bukan aneh," jawab suara itu.
"Dan aku senang kau kembali ke sini."
Sheila tersenyum hangat, merasa lega. "Aku juga senang bisa kembali. Rasanya seperti bertemu teman lama setelah sekian lama terpisah."
Dalam diam, Sheila memandang antrian di konter check-in yang tampak tak pernah habis. Setiap gerakan orang-orang itu, setiap pelukan perpisahan, setiap senyum yang menyambut, semuanya seperti aliran hidup yang terus berjalan tanpa henti.