“Untuk apa? Apa salahnya ibunya Bayu berbicara dengan Rani?”
Bagas menghela nafasnya. Kemudian keduanya pergi meninggalkan makam Bayu.
***
“Bagaimana kabar kamu, Ran. Sudah lama kita tidak bertemu ya?” kata kakak Bayu dalam perjalanan pulang dengan mobil, yang duduk di depan di samping sopir. Sedangkan Khaerani duduk di belakangnya bersama ibunya Bayu.
“Baik, Mbak.”
“Kamu sudah menikah?” tanya ibunya Bayu tiba-tiba.
“Belum Bu,” jawab Khaerani dengan sedikit malu.
“Kenapa? Kamu sudah pantas menikah dan mempunyai anak.”
“Mungkin, Tuhan belum mengizinkan dan menunjukkan jodoh untuk saya, Bu.”
“Apa karena Bayu?” Khaerani terdiam. “Bayu sudah tidak ada, kamu harus melanjutkan hidup kamu Rani, berkeluarga, punya anak, punya kehdupan bahagia sebagaimana semua orang dambakan.”
“Apa kamu punya kekasih?” tanya kakaknya Bayu sambil tersenyum. Khaerani tersenyum. “Apa kamu dengan Bimo....”