Ghea cemburu. Ia melihat senyum Mike yang tulus untuk gadis itu. Merasakan perasaan sakit di ulu hatinya, Ghea pergi keluar menembus dinding kelas. Ia berjalan menembus beberapa orang yang membuat beberapa orang mengelus lehernya. Suhu dingin dari keberadaannya sangat nyata. Ghea berjalan tanpa arah. Tanpa ia sadari ia telah memasuki area belakang kampus yang sangat sepi.
"Hey kamu, ada urusan apa kamu disini. Ini bukan teritorialmu." ucap seseorang dari arah pohon beringin. Terdapat sebuah ayunan usang yang berayun. Terlihat seorang wanita berambut acak-acakan sepunggung dengan baju terusan putih lusuh kini tengah bermain pada ayunan tersebut.
Ghea bertatap pandang dengan sosok tersebut yang membuatnya berteriak histeris.
"Hua...jangan ganggu saya, mbak Kunti. Saya cuma asal lewat aja kok. Ga niat macam-macam."
Ghea menutup mata dengan kedua tangannya. Sementara sosok tersebut kini telah berada di sampingnya.
"Lu juga setan kali. Emang ga sadar?" ucap sosok itu lagi sambil berbisik.
"Hehehe... iya juga ya? Maaf mbak Kun, saya masih newbie jadi kadang masih ga sadar diri" jawab Ghea seraya terkekeh. Itu kenyataan. Sejak kematiannya, ia melupakan banyak hal, seperti alasan mengapa rohnya bergentayangan. Sampai saat ini Ghea masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ia telah meninggal.
Tidak butuh waktu lama bagi kedua hantu itu untuk saling berkawan. Mbak Kunti yang bernama Sumini itu telah menempati pohon beringin itu sejak puluhan tahun. Memberikan aura mistis bagi siapapun yang melewatinya. Sumini kemudian menceritakan kisah pilunya yang terbunuh karena dianggap antek-antek PKI pada jamannya. Sementara Ghea, kini mulai menceritakan kisahnya.
Flashback On
Hari itu hari Jumat Kliwon. Sore itu, ia ada janji dengan Mike untuk bertemu di cafe langganan mereka berdua. Ghea berdandan sangat cantik kala itu. Ia juga memakai riasan untuk mempercantik tampilannya. Hari itu adalah hari anniversary mereka yang kedua dan Ghea sudah mempersiapkan kue ulang tahun. Tentu ada alasan mengapa sang pacar mengajaknya bertemu. Dan ia sangat yakin itu untuk merayakan hari jadi mereka yang kedua tahun.
Mike memang orang yang cuek. Namun Ghea percaya, Mike mencintainya. Memang dari awal, dirinya lah yang mengejar-ngejar Mike. Akan tetapi, Ghea cukup percaya diri, ia telah dapat mencairkan gunung es itu. Sebelum, Mike menamparnya dengan kenyataan bahwa ia diputuskan.