Sama halnya dengan BBM (bahan bakar minyak) yang disubsidi, biaya kesehatan juga ditanggung pemerintah terhadap pihak-pihak tertentu, apalagi pemilik kartu JKN. harga rokok yang tinggi akan membuat sebagian perokok berhenti merokok dengan tidak merokok maka kesehatan masyarakat akan menjadi lebih baik. seperti fakta yang beredar ada begitu banyak warga menjalani perawatan dirumah sakit hanya karena kecanduan rokok dan hal tersebut menguras kas negara untuk biaya perawatannya
5. Generasi muda penerus Bangsa akan terselamatkan
Menurut penelitian 60-80% anak sekolah menengah sudah merokok, hal menjadi sangat memprihatinkan karena merekalah generasi yang diharapkan menjadi pemegang estapet untuk memajukan bangsa ini kedepannya namun jika kenaikan harga rokok benar-benar terealisasi berarti kita telah menyelamatkan generasi muda bangsa ini. pasalnya harga rokok saat ini bisa dikatakan masih sangat murah dan anak sekolahanpun sanggup membeli jika rokok telah menjadi Rp. 50.000/bungkus maka kantong anak sekolahan akan sulit untuk membeli rokok kalaupun mereka tak lantas berhenti merokok paling tidak kuantitas rokok yang mereka hisap bisa berkurang.
6. Lingkungan lebih sehat
Salah satu dampak positif ketika harga rokok naik adalah semakin berkurangnya jumlah orang yang merokok hal ini berdampak langsung terhadap lingkungan, karena menurut penelitian asap rokok lebih banyak mengandung polusi dan zat berbahaya dibanding polusi yang dikeluarkan oleh kendaraan. jadi dengan berkurangnya perokok kondisi lingkungan semakin sehat dan udara semakin bersih dari polusi asap rokok.Â
7. Masyarakat lebih produktif
Dengan berkurangnya perokok maka jumlah orang yang sakit akibat merokok otomatis juga akan ikut berkurang hal ini akan membuat masyarakat lebih produktif dalam berbagai aspek. Â
DAMPAK NEGATIF
1. Karyawan Pabrik Rokok
Kenaikan harga rokok tentunya akan menurunkan jauh konsumsi rokok. Para karyawan pabrik rokok perlu siap-siap untuk di PHK. Semisal di Indonesia ada 100 juta perokok, 50 juta diantaranya orang miskin, 30 juta orang adalah kelas menengah, dan 20 juta adalah kelas atas. Jika dilihat dari segi finansial, kemungkinan besar orang miskin akan mengurangi jatah rokok mereka. Sedangkan orang dari kalangan menengah akan berfikir ulang untuk merokok.
Asumsikan saja, perokok akan berkurang 50 %. Ini artinya jumlah tenaga kerja di industri rokok yang secara keseluruhan melibatkan 6.1 juta pekerja, kemungkinan sekitar setengahnya (3 juta orang) akan di PHK, utamanya tentu dibagian manual (meracik rokok). Untuk itu pemerintah perlu menyediakan lapangan kerja baru.