Mohon tunggu...
Egi Sukma Baihaki
Egi Sukma Baihaki Mohon Tunggu... Penulis - Blogger|Aktivis|Peneliti|Penulis

Penggemar dan Penikmat Sastra dan Sejarah Hobi Keliling Seminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Menjadi Penulis Produktif dari Sosok Buya Hamka

16 Februari 2019   14:37 Diperbarui: 16 Februari 2019   15:24 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar Buya Hamka: Suara Muhammadiyah.Id

Mengenal Sang Putra Minang

Buya Hamka, begitulah banyak orang menyebutnya dan menuliskan namanya di dalam berbagai literatur. Nama itulah yang lebih banyak dikenang dan dikenal oleh orang banyak termasuk generasi masa kini. Saat ditanya kepanjangan dari nama itu, mungkin sebagian hanya mengerenyitkan dahi atau menggelengkan kepala. Apalagi jika ini ditanyakan kepada anak-anak muda yang meski mempelajari dan membaca karya-karya Buya Hamka, belum tentu tahu kepanjangan dari nama itu. 

Hamka adalah singkatan dari nama aslinya yaitu Haji Abdul Malik Amrullah, sedangkan 'Buya' merupakan panggilan khas Minangkabau untuk orang yang dituakan atau dimuliakan karena keilmuannya.

Sosok ulama kharismatik yang sederhana ini telah mampu mengukir kisah perjalanannya dalam bangsa ini. Ia tidak hanya dikenal sebagai seorang ulama, tapi ada begitu banyak gelar atau sandangan yang patut disandangkan kepadanya seperti cendikiawan, akademisi, tokoh Muhammadiyah dan seorang sastrawan.

Hamka merupakan anak dari Haji Abdul Karim Amrullah yang lebih dikenal dengan nama 'Haji Rasul' yang merupakan seorang ulama dan tokoh terkemuka di Minangkabau.

Ia dilahirkan di Maninjau pada 16 Februari 1908. Dalam perjalanan hidupnya, Hamka tidak sempat mengenyam pendidikan formal hingga tingkat lebih tinggi. Ia hanya sampai sekolah dasar, dan sampai dewasa lebih banyak belajar agama. Hamka lebih banyak belajar secara otodidak yang menghantarkannya hingga menjadi seorang ulama terkemuka. (Tim Penulis UIN Syarif Hidayatullah: 2002).

Berkarya Sepanjang Usia

Buya Hamka merupakan seorang ulama yang produktif. Seorang ulama yang dari jari-jemarinya mampu melahirkan banyak karya yang menggugah pengetahuan dan perasaan banyak orang.  Karya-karyanya di bidang agama masih dikaji hingga kini di berbagai kalangan tidak hanya di masyarakat,tapi juga di lingkungan akademik, dalam negeri hingga luar negeri. 

Keuletan dan ketekunan Buya Hamka dalam menulis, tidak lahir dari ruang kosong. Ia terus melatih dan mengasah kemampuan menulisnya dengan masuk sebagai seorang jurnalis dan kolumnis. Lewat pengalamannya inilah, Hamka semakin rajin untuk menulis. Kemampuan menulis memang merupakan anugerah yang telah dibekalkan oleh Tuhan kepada manusia sejak lahir. Kemampuan itu bisa terwujud, jika manusia mampu mengaktualisasikannya dan terus berlatih.

Sejak muda, sebetulnya kemampuan menulis Hamka sudah berkembang. Meski tidak pernah mengecap pendidikan formal ke jenjang lebih tinggi, Hamka telah banyak melahap banyak buku dari berbagai genre baik itu buku pemikiran hingga sastra. Meski otodidak, bekal ini jugalah yang kemudian semakin dipertajam dengan pergaulannya yang luas dengan banyak orang dan pengalaman bekerjanya.

Hamka memiliki banyak karya-karya yang meliputi banyak bidang mulai dari kajian keagamaan seperti tafsir, tasawuf, sejarah, hingga pada bidang sastra. Ketokohannya juga diakui di Timur Tengah dan Malaysia. Tidak kurang 18 buah karya yang lahir darinya, belum ditambah dengan karyanya dalam bentuk artikel. (M. Yunan Yusuf dkk: 2005).

Hamka juga memiliki pengalaman malang-melintang sebagai seorang wartawan, penulis dan editor. Sejak 1920an, ia pernah menjadi wartawan di beberapa surat kabar, seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pernah menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat (1928), editor majalah Al-Mahdi di Makassar (1932) dan menjadi editor Majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam. (Arif Munandar Riswanto: 2010).

Sebuah perjuangan yang patut diapresiasi. Jika kembali menelisik sejarah hidup termasuk pendidikan Buya Hamka, tidak ada catatan secara spesifik yang menyatakan bahwa ia pernah belajar sastra. Namun, kemampuan itu mengalir dan terus terasah seiring dengan perjalanan waktu dan ditambah dengan keberaniannya untuk menulis.

Semangat ini tentu perlu dilestarikan, agar sosok Buya Hamka baru akan terus lahir. Meski aktivitasnya yang padat, ia tetap mampu menulis dan berkarya. Semangat ini harus diteruskan oleh para generasi muda.

Jika dalam Islam ada sosok Jalaluddin al-Suyuthi yang mengarang banyak kitab pada setiap disiplin keilmuan, di Nusantara ada juga sosok seperti Buya Hamka yang mampu  berkarya tanpa kenal henti.

Meski harus meringkuk di penjara pada masa Orde Lama, Buya Hamka tetap saja mengisi hari-harinya dengan menulis. Jeruji-jeruji besi tidak menghalangi semangatnya untuk terus berkarya.

Selama menjalani kehidupan di penjara inilah, Buya Hamka menuliskan buah pikirnya dengan menulis sebuah tafsir al-Qur'an yang pada akhirnya mampu membuat namanya terus dikenang dan dikaji oleh para akademisi sebagai seorang ulama yang juga seorang mufassir al-Qur'an yang mampu membuat tafsir al-Qur'an lengkap 30 juz dengan berjilid-jilid.

Gaya Bahasa yang Khas

Bagi seorang penulis, karakter dan  gaya bahasa yang digunakan, sangatlah penting dalam menentukan pesan yang ingin disampaikan agar mudah dipahami oleh pembaca. Jika melihat karya-karya Buya, ia merupakan penulis yang pandai dalam menggunakan kata-kata bahasa Melayu. Daya kreatifitas dan imajinasinya telah mampu melampaui zamannya kala itu. Gaya bahasa dan alur cerita yang dibuatnya mampu membawa pembaca ikut hanyut dalam cerita.

Sangat tepat jika sosoknya oleh Jamal D. Rahman dkk dimasukan dalam 33 Tokoh Sstra Indonesia Paling Berpengaruh. (Jamal D. Rahman: 2004).

Dalam karya-karyanya, ada banyak kritikan yang bisa disampaikan Buya dengan bahasa yang halus sehingga dapat dipahami oleh masyarakat dan pembaca. 

Karya-karyanya di bidang sastra, sangat melegenda, mengharumkan namanya dari masa ke masa dan membuatnya juga dikenal tidak hanya sebagai seorang ulama tapi juga seorang sastrawan. Beberapa karya novel-novelnya seperti Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wick, sangat tidak asing bagi para penikmat buku romansa.

Dia telah bertahun-tahun menjadi jurnalis aktif dan juga seorang novelis populer. Novelnya tenggelamnya kapal van der wyck bisa dibilang novel romantis paling populer tahun 1930-an dan 1940-an, campuran bijak sentimen, romansa, dan moralitas pintal rumahan menemukan daya tarik yang sangat luas. (C. Watson: 2002).

Hamka terus mengasah kemampuannya dengan terus menulis tanpa henti. Kemampuannya untuk menggambarkan imajinasi sebuah latar cerita mampu menghipnotis para pembaca agar masuk dan ikut merasakan berada dalam cerita yang dibuatnya.

Sangat disayangkan jika para cendikiawan atau ulama kita hanya mampu mengajarkan umat di mimbar keagamaan, tapi minim karya. Akan lebih baik, jika kemampuan berdakwah itu disempurnakan dengan kemampuan dan kemauan untuk menulis, sehingga pemikiran dan karya-karyanya akan dibisa dinikmati banyak orang serta dapat dikaji dan abadi sepanjang zaman.

Sebagai seorang pemuda yang bangkit di Hindia Belanda, Hamka telah menikmati fantasi ambisi dan ketenaran pribadi. Dia bermimpi menjadi singa sastra besar, pujangga, untuk negara barunya. Ini adalah dalil dari kisahnya yang luar biasa, di mana Indonesia, sebuah negara modern, akan bersatu dalam nilai-nilai dan pengajaran islam. Dia melakukan ini dengan penuh semangat sebagai seorang penulis, seorang imam, seorang tokoh masyarakat yang vokal, dan ketua pendiri MUI. (James R. Rush: 2016).

Dia menulis buku pertamanya, 'Si Sabariah' dalam dialek Minangkabau dan dalam aksara Jawi di masa remajanya. Keberhasilan karya ini mendorongnya untuk menulis Laila Majnun yang terinspirasi dari cerita yang dibacanya di Majdulin, sebuah majalah Arab. Dia diminta untuk mengelola Pedoman Masyarakat yang tumbuh secara signifikan di bawah kepemimpinannya. Melalui majalah inilah karya-karya besarnya tentang islam-tasawuf Modern, Falsafah Hidup, Lembaga Hidup dan Lembaga Budi dimulai. Ini diikuti oleh Di Bawah Lindungan Ka'abah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wick. Karya-karya ini membantu menjadikan Abdul Malik sebagai penulis Islam yang produktif dan nama penanya, Hamka mulai dikenal. (Rosnaini Hashim: 2010).

Bakat ini sendiri telah muncul sejak Buya Hamka berumur 17 yaitu saat ia menulis buku 'Khatibul Umat' tiga jilid di Padang Panjang. Baru kemudian Buya mengarang roman dalam bahasa Minang dengan judul ' Si Sabariyah' dengan huruf Arab Melayu. Buku ini mengalami cetak ulang sebanyak tiga kali dan dari bekal honor ini Buya menikah dengan Siti Raham. (Rusydi Hamka: 2018).

Karya-karya Buya Hamka mampu melewati lorong waktu. Terus dikaji, dibaca dan dinikmati banyak orang. Hingga kini, karyanya dapat kita temukan dengan mudah. Sebagian besar karnyanya telah mengalami cetak ulang berkali-kali. Novelnya juga telah diangkat ke layar lebar.

 Daftar Pustaka

Arif Munandar Riswanto. Buku Pintar Islam. Bandung: Mizan, 2010.

C. W. Watson. Of Self and Nation: Autobiography and The Representation of Modern Indonesia. University of Hawai'i Press, 2000.

Jamal D. Rahman dkk. 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2004.

James R. Rush. Hamkas's Great Soty A Master Writer's Vision of Islam for Modern Indonesia. Wisconsin: The University of Wisconsin Press, 2016.

M. Yunan Yusuf,  Yusron Rozak, dan Sudarnoto Abdul Hakim ed. Ensiklopedi Muhammadiyah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Rosnani Hashim ed. Reclaimin the Conversation: Islam Intellectual Tradition in the Malay Archipelago. Selangor: The Other Press Sdn. Bhd, 2010

Tim Penulis UIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jil. 1. Jakarta: Djambatan, 2002.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun