Saya menulis ini karna kanker telah menyerang orang terdekat saya, orang yang sangat aku sayang. Ia adalah bapak saya kelahiran 20 Juni 1964. Saya sendiri awalnya tidak mengerti apa yang diderita oleh bapak saya, sehingga membuat ibu saya menangis setelah mendengar ucapan dari seorang dokter. Â
Bapak saya diagnosa menderita tumor prostat pada tahun 2012, selama kurang lebih satu tahun bapak saya terombang-ambing dalam kondisi tersebut. Sehingga bapak saya menjalani perawatan intens sebelum tumor tersebut menjadi tumor ganas atau kanker. Dokter menyarankan untuk segera melakukan tindakan operasi pengangkatan sel tumor tersebut. Saat itu bapak saya berumur 48 tahun, dari keluarga mana pun tidak ada yang memiliki sejarah penyakit tersebut sehingga kecil kemungkinan faktor keturunan membuatnya menderita kanker prostat.Â
Setelah bapak saya di operasi pengangkatan sel kanker, satu tahun berjalan kondisi bapak saya mulai membaik dan dinyatakan benar-benar bebas dari tumor. Â Bapak saya berpendapat bahwa tumor bukanlah suatu hal yang luar biasa. Selama ia tidak merasakan sakit dan keluhan lainnya, ia merasa sudah sembuh dari penyakitnya tersebut.
Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi menjadi 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakit sudah berlanjut. Jika dipikirkan baik-baik, penyakit-penyakit tersebut muncul akibat dari kesalahan diri sendiri. Penyakit menyerang seseorang bermula dari pola atau cara hidup yang kurang benar.
Tumor atau kanker disebabkan oleh karsinogen yang timbul dari zat-zat kimia yang berasal dari makanan yang dimakan. Bisa jadi makanan yang dimakan mengandung pengawet atau penyedap makanan. Kurangnya pemahaman mengenai konsep kanker ataupun tumor membuat bapak saya rentan sekali untuk menderita kanker. Kanker merupakan penyakit pemberontakan, kanker terjadi ketika sel membelah terus menerus tanpa peduli fungsi dan tidak bisa dihentikan sendiri. Hampir semua jenis kanker penyebabnya multifaktor, tidak bisa menunjuk satu penyebab saja.
Diagnosis tumor atau kanker tidak sama dengan vonis mati. Berapa pun persentase harapan hidup, sebetulnya tidak ada yang tahu pasti kapan seseorang akan meninggal. Semuanya telah ditentukan oleh Allah SWT. Namun tidak untuk berhenti berikhtiar untuk kesembuhan. Tumor atau kanker hanya tugas baru dalam hidup penderitanya.
Di tahun 2014 bapak saya kembali merasakan keluhan yang sama seperti 2 tahun silam. Karna kelalaian bapak saya, bahkan saya sendiri sebagai keluarga yang menganggap bapak saya sudah benar-benar sembuh dari tumornya. Namun kondisi bapak saya lambat laun semakin menurun. Setelah kontrol ke dokter urologi, bapak saya diagnosa menderita tumor ganas. Ucapan dari seorang dokter seperti sebuah petir yang menggelegar saat mendengarnya. Kami sekeluarga merasa sangat terpukul menerima keadaan seperti ini. Kami tidak pernah menyangka bahwa tumor akan terus bertumbuh secepat itu. Tumor jinak yang dua tahun silam sudah dinyatakan 0% sekarang menjadi tumor ganas yang berusaha menyebar ke jaringan lainnya.
Dalam proses pengangkatan sel kanker, dokter akan mengambil sel kanker yang menjadi pusat sel kanker itu berada. Kebanyakan kasus setelah penderita kanker melakukan operasi pengangkatan sel kanker, sel kanker tersebut malah semakin menyebar lebih luas. Penderita tumor ganas memerlukan perawatan berlebihan seperti radiasi atau operasi. Jelas segala bentuk operasi menimbulkan efek samping, namun itu semua tergantung keputusan dokter yang merawat.
Istilah operasi sudah menjadi hal yang biasa didengar oleh keluarga kami. Semuanya akan dilakukan untuk kesembuhan bapak. Dan keluarga kami sangat bersyukur, karna sejak awal biaya pengobatan bapak saya dengan menggunakan BPJS Kesehatan yang sangat membantu. Entah sudah berapa puluh juta biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pengobatan selama ini.
Selama satu tahun berjalan bapak saya menjalani kehidupan yang salalu berdampingan dengan obat-obatan. Tidak jarang bapak saya mengalami sakit di bagian pinggang dan susah buang air kecil sehingga harus dipakaikan selang. Â Bahkan sering kali mengalami pendarahan hebat yang bercampur dengan urine yang membuat kondisi bapak semakin memburuk. Jelas ini dikarenakan penyumbatan dan gejala invasi lokal, tumor menginvasi dan menekan vas deferens sehingga menimbulkan sakit pinggang yang membuat bapak saya terus menerus mengeluh kesakitan.
Selama satu tahun berjalan, dokter masih menemukan tumor ganas yang semakin menyebar, dokter memutuskan untuk melakukan radioterapi. Radioterapi dalam organ, cara ini dipadukan dengan Mastektomi radikal prostat atau operasi pembersihan kelenjar getah bening tulang panggul. Dan juga radioterapi seluruh badan yang dapat mengurangi rasa sakit di bagian pinggang akibat penyebaran tulang dan mengurangi perkembangan lesi tumor.Â
Di tahun 2016 hasil laboratorium menyatakan berhasil mencapai 0,6% sel-sel tumor tersebut. Tumor ganas tidak bisa disembuhkan secara total, hanya bisa dicegah perkembangannya dengan rutin mengonsumsi obat dan kontrol setiap bulannya. Akhirnya kondisi bapak jauh lebih baik dan bisa melakukan segala aktivitas.Â
Di tahun 2017 bapak saya merasakan keluhan yang sama sekali tidak seperti dua tahun silam. Bapak saya merasakan pegal-pegal dan linu-linu di bagian tulang lutut dan lengan. Saya pikir ini hanya sakit biasa karna padatnya aktivitas dan bapak saya mengira ini hanya asam urat yang biasa diderita oleh orang berusia 50 tahun. Di samping rutin mengonsumsi obat dari dokter, bapak saya meminum ramuan herbal tradisional dari daun-daunan untuk menyembuhkan linu-linu di tulang.Â
Setelah beberapa bulan lambat laun bapak saya merasakan sakit yang luar biasa, sakit tulang yang sangat tidak wajar. Ibu saya menyarankan untuk kontrol ke dokter spesialis urologi. Setelah diperiksa oleh dokter spesialis urologi di RSUD Gunung Jati, dokter menyarankan untuk dirujuk ke RS dr. Hasan Sadikin Bandung.Â
Selama 3 bulan bapak saya chek up dari cek laboratorium, rontgen, CT Scan dll. Setelah data-data terkumpul, dokter akhirnya menyimpulkan bahwa kanker prostat bapak saya sudah menjalar ke tulang. Kanker yang diderita sudah mencapai stadium 4. Lagi-lagi ucapan dari seorang dokter membuat kami sekeluarga terkejut.Â
Dokter hanya menyarankan untuk rutin mengonsumsi obat namun tidak ada perubahan, bapak saya masih saja mengeluhkan rasa sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Perjuangan melawan kanker butuh keberanian besar dan keikhlasan untuk menjalani pengobatannya. Termasuk seluruh keluarganya yang harus membantu dan mensuport demi sebuah kesembuhan.
Di tahun 2018 dokter menyarankan bapak saya untuk mengikuti pengobatan kemoterapi. Karna telah berbagai pengobatan yang dilakukan dengan operasi sudah tidak bisa lagi dilakukan. Kemoterapi adalah pengobatan kanker prostat seluruh badan, kemoterapi dapat mengontrol perluasan dan penyebaran sel kanker dengan efektif. Namun perlu diperhatikan juga efek samping dari kemoterapi, yaitu sel-sel  lain yang bukan merupakan sel kanker juga akan dihancurkan oleh obat tersebut. Jika sel-sel normal dihancurkan, maka jaringan di dalam tubuh akan ikut hancur atau rusak.Â
Oleh karena itu, kemoterapi menimbulkan efek samping yang beragam. Efek samping tersebut bukan diakibatkan dari parahnya penyakit melainkan karna jaringan tubuh yang rusak akibat dari obat tersebut. Beberapa penelitian menemukan bahwa kemoterapi menyebabkan kematian pada penderita kanker. Kematian ini disebabkan karna efek samping yang diderita oleh penderita kanker, bukan dari keganasan penyakit yang diderita.
Dokter telah menjadwalkan untuk melakukan kemoterapi setiap tiga minggu sekali sebanyak enam kali. Setelah melakukan kemoterapi yang pertama berjalan dengan lancar, seminggu setelah kemo bapak saya mengalami drop berat. Sekujur tubuhnya menjadi lemas, bagian tulang lutut, pinggang dan lengan terasa sakit yang luar biasa.Â
Kondisinya semakin menurun, akhirnya bapak saya dibawa ke UGD RS. Gunung Jati Cirebon dan selama seminggu bapak saya dirawat dan membutuhkan perawatan intens karna efek dari obat kemoterapi. Â Pada kemoterapi kedua dan ketiga sama seperti kemoterapi pertama dan disini terlihat perubahan yang terjadi dengan bapak saya. Wajahnya terlihat sangat pucat, penurunan berat badan yang drastis dan kerontokan rambut.Â
Setelah menjalani kemo keempat sampai keenam kondisi bapak saya mulai membaik. Akhirnya bapak saya chek up untuk melihat hasil, namun setelah dilihat dokter menyimpulkan bahwa sel-sel kanker yang berada di tulang masih ada. Dokter menyarankan untuk melakukan kemoterapi ulang. Kini bapak saya rutin menjalani kemoterapi panjang hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Bapak saya hanya berjuang demi kesembuhan penyakit dan kelangsungan hidupnya.Â
Segala dukungan dan semangat dari keluarga memang sangatlah penting. Seberapa ganasnya kanker, bapak harus lebih kuat dari penyakitnya. Sempat pesimis, namun ikhtiar dan berdoa adalah suatu kewajiban kita untuk sebuah kesembuhan, dan hasilnya kita hanya berserah kepada Allah SWT. Sebab Allah tidak pernah memberikan cobaan melampaui batas kemampuan umatnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H