Saat sesampainya di batik trusmi, Â mahasiswa digiring memasuki aula yang terdapat di batik Trusmi dan diberi pengarahan. Setelah selesai berkumpul, mahasiswa memasuki tempat proses pembuatan batik trusmi, lalu mulai memotret proses pembuatan batik. Pembuatan proses motif batik tergantung pada inspirasi dan kreatifitas. Terdapat banyak motif-motif batik yang indah di Batik Trusmi.Â
Dalam proses pembuatan batik, pengrajin butuh kesabaran dan ketekunan, karena waktu yang diperlukan cukup lama. Mahasiswa juga memotret hasil batik yang sudah jadi. Setelah selesai memotret proses pembuatan batik, mahasiswa lalu kembali ke bus.
Lalu melanjutkan hunting ke TPI Bondet. Setelah turun dari bus ternyata  harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 5 KM. Sangat melelahkan bukan? Di tambah dengan teriknya matahari yang sangat menyengat kulit, mahasiswa juga disarankan membawa minum untuk antisipasi jika haus karena perjalanan yang cukup jauh. Sebelumnya ada 11 TPI yang beroperasi, namun saat ini TPI Bondet adalah satu-satunya tempat pelelangan ikan yang masih aktif.Â
Menurut nelayan disana, TPI Bondet merupakan TPI satu-satunya yang hanya sedikit meminjam modal terhadap rentenir. Banyak sekali objek foto human interest d TPI Bondet tersebut.Â
Mahasiswa memotret proses pelelangan ikan di TPI. Setelah puas memotret, waktunya kembali ke bus. mengingat perjalanan menuju TPI yang cukup jauh, mahasiswa dan para dosen memutuskan menggunakan kapal untuk menuju ke bus, lalu kembali ke hotel untuk beristirahat dan mengumpulkan tenaga untuk hari ketiga.
Hari ketiga adalah hari yang sangat melelahkan dibanding hari sebelumnya. Bagaimana tidak, mahasiswa diharuskan bangun lebih pagi untuk mengejar sunrise di Pantai Kejawanan.Â
Dengan wajah yang masih setengah tidur, mengharuskan mahasiswa untuk mengambil gambar sunrise yang bagus. Tenyata sesampainya di Pantai Kejawanan mentari belum juga terlihat, tapi setelah kurang lebih 10 menit mentari muncul sangat indah di pagi hari. Suasana hati sangat damai, tenang melihat keindahan pantai dan sunrise. Setelah puas memotret moment dan keindahan sunrise, rombongan ATVI kembali ke hotel untuk bersiap-siap melanjutkan hunting Situs Purbakala Cipari.
Situs Purbakala Cipari terdapat di Kaki Gunung Ciremai, di dalamnya terdapat peninggalan-peninggalan prasejarah megalitikum. Isinya adalah batu-batu prasejarah. Menurut Bapak Maman yang merupakan petugas di Situs Purbaka Cipari ini juga merupakan penduduk di sekitar, Situs Purbaka Cipari ini dibagun karena berawal dari ditemukannya 2 buah peti kubur batu, konon petani disini yang sedang mencangkul tidak sengaja menemukan sebuah batuan, batuan yang bercirikan megalitikum dan ternyata memiliki kemiripan di pameran kepurbakalaan.Â
Lalu informasi tersebut ditindaklanjuti ke team survey kepurbakalaan pada saat itu tahun 1972. Lalu dilakukan penggalian dan ditemukan peti kubur batu. Peti kubur batu ini merupakan tempat menyimpan mayat namun tidak ditemukan kerangka fosilnya, di dalam peti tersebut hanya terdapat benda-benda pribadinya saja. Diantaranya kapak batu, gelang batu, dan gerabah, dikarenakan tanah yang terlalu subur maka tidak bisa mengawetkan tulang/kerangka.
Lalu kembali melakukan penggalian tahun 1975 dibawah pimpinan bapak Teguh Asmar dan dibantu oleh beberpa mahasiswa dan masyarakat disini ditemukan kembali peti kubur batu beserta benda-benda pribadi dan tidak ditemukan kerangka/fosil. Konon luas penggaliannya adalah 2.500 m2 dan kedalamannya 2 m.Â