Mohon tunggu...
Effrillia Rizki Fauzia
Effrillia Rizki Fauzia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan dan Pelajaran Berkesan di Cirebon

20 Mei 2018   17:16 Diperbarui: 24 Mei 2018   22:52 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hunting fotografi adalah kegiatan untuk menghasilkan foto-foto baik berupa foto model, landscape, momen, dsb. Setiap tahunnya Akademi Televisi Indonesia selalu melaksanakan Hunting Fotografi untuk mahasiswa semester 2 guna menggantikan ujian akhir mata kuliah fotografi. Pada tahun ini ATVI memilih Kota Cirebon untuk dijadikan destinasi wisata. 

Kota ini disebut Kota Udang karena terletak di pinggir laut dan para nelayannya yang menghasilkan udang/rebon. ATVI memilih Kereta Eksekutif Argo Muria via Gambir untuk transportasi dan memilih Kedai Travel untuk pemandu Tour selama di Cirebon. Dengan semangat 45 mahasiswa datang lebih pagi ke Stasiun Gambir dan menunggu teman-teman yang lain untuk lalu menuju kereta. Kota Cirebon dapat menghadirkan kenangan yang membekas dihati pengunjungnya, salah satunya, kami.

Sesampainya di Cirebon, rombongan ATVI yang menemani hunting fotografi dilaksnakan di Taman Budaya Hati Tersuci, gereja tersebut adalah gereja yang dibuat untuk umat Paroki Bunda Maria. Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, maka waktunya makan siang. Menu siangnya adalah Nasi Jamblang yang berada di Taman Budaya Hati Tersuci. 

Setelah selesai makan siang dan istirahat sejenak, maka saatnya memasuki wilayah tempat beribadah Taman Budaya Hati Tersuci untuk melaksanakan kegiatan hunting. Saat ingin memasuki taman budaya terlihat bangunan berebentuk patung Bunda Maria yang cukup besar di samping gereja. Taman tersebut di bangun di belakang gereja. Taman ini di bangun di belakang Taman Doa Regina Rosari yang konon di bangun terlebih dahulu untuk umat paroki dan umat di sekitar wilayah Cirebon. 

Terdapat bangunan berbentuk patung yang disebut-sebut adalah patung Malaikat Mikael yang sedang mengalahkan iblis. Di taman ini juga terdapat lorong yang cukup panjang dan tertutup dengan atap guna antisipasi untuk berteduh jika terjadi hujan. Di taman budaya ini juga terdapat banguna perjalanan kisah sengsara Yesus dalam relief jalan salib, yang ada disekeliling jalan.

Setelah hunting di taman budaya, lalu melanjutkan ke Keraton Kesepuhan. Setelah sesampainya disana, mahasiswa dan para dosen melaksanakan Sholat Dzuhur di Masjid Agung Sang Cipta Rasa. 

Lalu melanjutkan hunting, konon keraton Kesepuhan ini merupakan keraton terbesar dan yang paling terawat di Cirebon. Bisa dilihat dari lingkungannya yang bersih membuat nyaman mahasiswa saat melakukan hunting. 

Terdapat dua gerbang saat ingin memasuki pintu keraton yaitu gerbang utama di sebelah utara dan gerbang kedua berada di selatan. Saat memasuki jalan sekitar keraton terdapat bangunan tinggi dengan tembok dikelilingi bata. Bangunan itu disebut-sebut bernama Siti Inggil. Terdapat 5 bangunan di sekitar jalan Siti Inggil yang memiliki lambang masing-masing. 

Di dalam keraton terdaapat bangunan mushola berwarna putih. Terdapat dua buah patung macan putih yang disebut-sebut sebagai lambang keluarga besar Pajajaran. Di dalam keraton juga terdapat museum yang berisi benda-benda bersejarah dan lukisan koleksi kerajaan. Berikut adalah beberapa tempat dan bangunan bersejarah di keraton yang dapat dijadikan objek foto.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah melakukan hunting di Keraton Kesepuhan, mahasiswa bergegas melanjutkan hunting di Desa Gerabah Siti Winangun. Penduduk disana hampir setiap hari melakukan kegiatan pembuatan gerabah. Menurut beberapa penduduk pembuatan gerabah memakan waktu yang cukup lama dan konsentrasi yang tinggi. Hal tersebut tergantung pada tingkat kerumitan pembuatannya.  Di desa gerabah juga dapat menghasilkan foto human interest. Gerabah Sitiwinangun di buat dari tanah liat yang dicampur pasir. 

Mahasiswa juga memotret proses pembuatan gerabah. Setelah melaksanakan hunting di desa gerabah, dan para dosen makan malam di Resto Lokal, setelah makan malam mahasiswa kembali memaski bus, dan pengumuman pembagian teman kamar di hotel. Lalu setelah itu menuju hotel Ibis Budget untuk check in dan beristirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun