Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tensi Pemilu Naik, Harga Beras Naik, Mampukah Elit Politik Bertindak Bijaksana?

23 Februari 2024   05:42 Diperbarui: 23 Februari 2024   07:50 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh di balik kata kecurangan, ada hal esensial yang sebenarnya harus diperbaiki bersama.

Suasana pasca pemilu selalu meningkatkan suhu politik. Entah itu pilkada atau pilpres, selama ini, hampir tidak ada situasi menggembirakan sepenuhnya setelah pencoblosan.

Tentu, pertanyaan yang muncul menjadi berbeda tergantung bagaimana kita memposisikan diri. 

Apakah paslon menerima hasil pemilihan? Jawabannya adalah iya, meski ucapan tersebut tidak langsung diberikan sampai mereka menerima hasil resmi KPU.

Di sisi lain, ada pertanyaan yang kurang bergaung padahal begitu penting.

Pertanyaan yang seharusnya diajukan adalah bagaimana meletakkan iklim demokrasi kita menjadi ruang untuk memperhatikan nasib rakyat?

Utamakan suara dan kebutuhan rakyat. Saya sangat yakin bahwa masyarakat tidak begitu peduli mengikuti politik pasca-pemilu.

Pemilu yang konon merupakan pesta demokrasi justru menjadi perayaan yang tampak mengganggu ketenteraman jasmani dan rohani.

Jika suasana ini diteruskan, kita akan selalu mencurigai setiap perilaku politikus merupakan jalan yang dibangun untuk memperoleh elektabilitas menjelang pemilu 2029.

Hal ini sangat mengkhawatirkan bagaimana agenda 5 tahun ke depan di mana pemerintah seharusnya menjalankan amanat konstitusi justru dianggap sedang bekerja untuk tujuan praktis: menghadapi pemilu 2029.

Ini sudah dimulai sejak pengajuan hak angket DPR yang sampai sekarang tidak banyak masyarakat tertarik menanggapinya secara serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun