Aku melanjutkan lagi dengan tatapan agak tajam, sementara dia tetap terdiam.
Dalam tekanan ini, tindakan pertama yang muncul adalah kemarahan. Aku meluapkan kekesalan yang tidak tertahan.Â
Akan tetapi yang satu hal sangat membuatku kesal ialah aku menyadari bahwa saat ini aku mempunyai alasan untuk tidak mau mendengarkan Linda.Â
"Aku nggak tahu kenapa kau langsung marah. Tapi, it's okay, aku terima," kata Linda bergegas sambil bersiap beranjak dari kursinya.Â
Pelanggan lain masih memperhatikan kami, lalu tidak lama setelah itu mereka kembali pada kegiatan masing-masing. Mereka menganggap kami telah bergaduh tentang persoalan pribadi.
Lahir sesuatu yang tidak diinginkan. Ini adalah pengingkaran terhadap apa yang selama ini aku simpan dengan baik, dalam sanubari tersimpan rasa cintaku kepadanya.Â
Namun, dia memberiku tanda baru bahwa dia dengan segala kebohongannya yang baik hati itu telah membuatku terlihat bodoh atas pilihanku.Â
Dia seharusnya tidak memberikan tuduhan tentangku, tidak menantang keberanianku selagi mendekap di tengah kebimbangan ini.
Dari sini, aku hanya memperhatikan Linda berlari dengan terisak tangis.Â
Aku tampak tidak mempedulikannya. Sesuatu yang baru telah dimulai bagaimana orang-orang terdekatku dapat merasa ngeri dan tidak nyaman sehingga mereka harus menanggung hati yang teramat sakit.
---