Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Lille dan Leipzig: Dua Klub yang Telat Gacor di Liga Champions 2021/22

9 Desember 2021   20:07 Diperbarui: 10 Desember 2021   21:30 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lille menang 3-1 atas Wolfsburg dan lolos ke babak 16 besar Liga Champions. (AFP/RONNY HARTMANN via kompas.com)

Fase penyisihan grup Liga Champions 2021/22 telah berakhir, hanya menyisakan laga terakhir Atalanta vs Villarreal dini hari nanti. Sejumlah klub telah memastikan namanya masuk ke babak 16 besar.

Ada kejadian tidak terduga. Kita tahu bahwa Barcelona akhirnya finis di peringkat 3 klasemen dengan raihan 7 poin. Anak didik Xavi Hernandez ini kalah 3-0 dari Bayern Munchen di laga penentu, Kamis, 9 Desember 2021.

Kejutan tidak berhenti pada Barcelona. Jika dicermati, ada klub lain yang memiliki kiprah cukup menarik. Mereka adalah LOSC Lille dan RB Leipzig.

Dua tim ini adalah klub yang telat gacor. Mereka awalnya sangat diragukan bisa lolos ke fase gugur. 

Tetapi, yang terjadi kemudian, angin membalikan keadaan. Mereka tampil brilian dalam tiga pertandingan terakhir.

Lille yang masuk sebagai juara Ligue 1 Prancis memulai kompetisi dengan hasil kurang meyakinkan. 

Jonathan David dan kawan-kawan bermain imbang 0-0 di kandang sendiri saat menghadapi Wolfsburg, 16 September 2021.

Perjalanan mereka semakin terjal setelah takluk 2-1 atas RB Salzburg di laga kedua. Selanjutnya, Lille hanya mampu bermain imbang 0-0 saat menjamu sang tamu Sevilla. 

Hasil awal ini sudah cukup menggambarkan bagaimana Lille kurang diunggulkan di grup G. 

Lille memang mengalami pasang surut setelah ditinggal sang entraineur Christophe Galtier yang menyeberang ke OGC Nice pada musim ini.

LOSC Lille menang 3-1 atas Wolfsburg di pertandingan terakhir grup G UCL, Kamis 9 Desember 2021. (Foto: Twitter/losclive)
LOSC Lille menang 3-1 atas Wolfsburg di pertandingan terakhir grup G UCL, Kamis 9 Desember 2021. (Foto: Twitter/losclive)

Tidak saja di Eropa, nasib malang juga menerpa mereka di kompetisi domestik. Lille sekarang, bukanlah klub seperti musim lalu. Ada banyak perbedaan.

Namun, mimpi buruk itu berakhir ketika penyisihan grup memasuki leg kedua. Jocelyn Gourvennec mampu memompa semangat anak asuhnya. 

Diawali dengan kemenangan 1-2 atas Sevilla, LOSC Lille terus melibas lawan-lawannya hingga puncaknya adalah kemenangan 3-1 atas Wolfsburg di laga terakhir. Tiga kemenangan sempurna mengantar mereka sebagai pemimpin klasemen.

Nasib serupa dialami RB Leipzig dengan hasil yang sedikit berbeda dari Lille. Di tiga pertandingan awal grup, Leipzig tumbang tanpa sekalipun kemenangan. Klub Jerman ini harus merasakan dinginnya duduk di dasar klasemen grup A akibat kekalahan beruntun tersebut.

Tren buruk ini seperti memantulkan kiprah mereka di Bundesliga musim ini. Mereka harus bersusah payah menembus 10 besar, sampai saat ini.

Perbaikan mulai terjadi saat memasuki pertandingan keempat. Leipzig mampu menahan imbang Paris dengan skor 2-2. Di sini, harapan untuk lolos ke fase gugur Liga Champions sudah pupus. 

Bek Manchester City Nathan Ake saat mencetak gol pembuka pada laga Liga Champions kontra RB Leipzig di Stadion Etihad, Inggris, Kamis (16/9/2021) dini hari WIB.(AF/OLI SCARFF via kompas.com)
Bek Manchester City Nathan Ake saat mencetak gol pembuka pada laga Liga Champions kontra RB Leipzig di Stadion Etihad, Inggris, Kamis (16/9/2021) dini hari WIB.(AF/OLI SCARFF via kompas.com)

Namun demikian, tidak ada kata menyerah. Dalam dua pertandingan tersisa, Leipzig semakin beringas. Mereka mencukur habis Club Brugge dengan skor telak 5-0 dan membungkam finalis musim lalu Manchester City dengan skor 2-1. 

Dua kemenangan dan sekali seri yang terjadi sepanjang leg kedua penyisihan grup menempatkan Leipzig di peringkat tiga klasemen akhir grup A, sekaligus mengamankan langkah mereka untuk lanjut ke Liga Eropa. 

Inilah sepak bola. Segala kemungkinan bisa terjadi sepanjang bola terus berputar dan strategi baru terus ditemukan. Yang pasti, kita dapat melihat mentalitas pemain memiliki peran besar dalam menentukan kemenangan. 

Hal yang sama pernah terjadi ketika Liverpool menjuarai Liga Champions 2004-05 meski di kancah domestik, mereka mengakhiri klasemen Liga Inggris di peringkat ke-5.

Lille dan Leipzig secara hitung-hitungan boleh saja merasa minder melihat hasil yang mereka dapatkan di awal kompetisi. Namun, mereka tidak ingin mengakhiri kompetisi dengan apa adanya. 

Lille dan Leipzig mampu melihat diri sendiri, menyadari potensi mereka sebagai klub kuat dan menyadari bahwa mereka harus fokus pada keunggulan diri sendiri. Dan pada akhirnya, mereka mampu membalikkan prasangka dengan hasil cemerlang. 

Penulis: Efrem Siregar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun