Hal yang sama pernah terjadi ketika Liverpool menjuarai Liga Champions 2004-05 meski di kancah domestik, mereka mengakhiri klasemen Liga Inggris di peringkat ke-5.
Lille dan Leipzig secara hitung-hitungan boleh saja merasa minder melihat hasil yang mereka dapatkan di awal kompetisi. Namun, mereka tidak ingin mengakhiri kompetisi dengan apa adanya.Â
Lille dan Leipzig mampu melihat diri sendiri, menyadari potensi mereka sebagai klub kuat dan menyadari bahwa mereka harus fokus pada keunggulan diri sendiri. Dan pada akhirnya, mereka mampu membalikkan prasangka dengan hasil cemerlang.Â
Penulis: Efrem Siregar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H