Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Serba-serbi Perjalanan, Penumpang Bus Kena Harga Mahal di Rumah Makan di Sumatra

13 Juni 2021   05:13 Diperbarui: 13 Juni 2021   06:10 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makanan. (Foto: (Omar Mahmood/Pexels)

Realita biaya hidup di Sumatera memang demikian tinggi. Bahkan, disparitas itu mungkin dapat ditemukan lagi dalam satu provinsi karena jarak jauh antardaerah di lintas barat dan lintas timur.

Beberapa daerah yang mencakup lintas barat antara lain Muara Enim, Lubuk Linggau (Sumatera Selatan); Sarolangun, Muara Bungo (Jambi) terletak jauh dari ibu kota provinsi masing-masing.

Jangan bayangkan akses kota-kota di Sumatera saling terhubung dekat layaknya kota-kota di pulau Jawa. Silakan jelajahi sendiri untuk dapat merasakan suntuknya melewati pulau Sumatera ini.

Tantangan pemilik rumah makan

Viralnya harga makanan di rumah makan Sumatera dapat berefek positif pada perubahan. Ini bisa memberikan kontrol supaya pemilik rumah makan mau menetapkan harga makanan sewajarnya.

Meski pelanggan rumah makan adalah penumpang yang datang dan pergi, ke depannya, ketergantungan semacam ini perlu dihilangkan. 

Tantangan ke depan akan hadir manakala jalan tol Trans Sumatera saling terhubung antarprovinsi dan beroperasi penuh.

Ketika bus dan truk, misalnya, tidak lagi melintas jalan arteri biasa, maka pemilik rumah makan mau tidak mau harus bersiap menghadapi penurunan jumlah pelanggan.

Peristiwa viral diharapkan dapat diarahkan untuk menunjukan keistimewaan kuliner Sumatera. Jangan sampai, orang akan lebih tahu bahwa rumah makan di pinggir jalan Sumatera mahal, tetapi tidak tahu betapa sedapnya masakan di sana.

Kembali tentang harga. Jika ditanya berapa harga wajar, penulis pribadi sebagai penumpang bus dapat memaklumi harga makanan dipatok di antara Rp15-30 ribu per porsi.

Bila harga tersebut dianggap masih tinggi, menurut hemat penulis, harga itu sudah cukup pantas untuk cita rasa masakan yang istimewa, include supaya pemilik rumah makan mau membayar upah pekerja sesuai upah minimum.

Mahal-tidaknya makanan di rumah makan pinggir jalan, anggaplah perjalanan pulang kampung menggunakan bus adalah perjalanan wisata kuliner.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun