Ketimpangan besar di atas tidak berarti ditujukan sebagai bentuk mengkambinghitamkan China.
Pemerintah Xi Jinping sendiri nyatanya telah berkomitmen untuk mendorong penggunaan energi ramah lingkungan. China menargetkan pengurangan emisi karbon dioksida pada 2030 dan netralitas karbon pada 2060.
Akan tetapi, media The Guardian memberi penjelasan yang cukup menentang. Media menilai kemunculan isu ini terjadi karena penambang Bitcoin di China kurang termotivasi untuk menggunakan energi fosil yang murah ke energi terbarukan yang mahal (lack of motivation to swap cheap fossil fuels for more expensive renewables could mean there are few quick fixes to the emissions problem).
Dengan kata lain, kemunculan isu Bitcoin tidak ramah lingkungan di sisi lain dimajukan supaya mendorong orang-orang mau beralih ke energi terbarukan sesegera mungkin, tidak sekadar janji.
Beberapa contoh sumber energi terbarukan antara lain, pembangkit listrik tenaga surya, angin, geothermal, biofuels dan lain-lain.
Saat ini, isu lingkungan hidup menjadi perhatian besar banyak orang untuk menjaga bumi tetap hangat.
Dunia mengalami banyak perubahan akibat industrialisasi dan sekarang teknologi baru turut mempengaruhi perubahan iklim. Apalagi Elon Musk merancang mobil Tesla tanpa konsumsi bahan bakar, tentu merasa terpanggil untuk menyerukan penggunaan energi terbarukan di segala lininya.
Apa kata dunia, banyak harta tapi merusak lingkungan? Asyik!
Penulis: Efrem Siregar
Zodiak: Sagitarius
Tesla & Bitcoin pic.twitter.com/YSswJmVZhP--- Elon Musk (@elonmusk) May 12, 2021