Sederhananya, pencatatan lewat jaringan komputer ini bekerja terus-menerus yang menghabiskan banyak konsumsi listrik.
Di samping itu, penambang tidak mengoperasikannya secara gratis, mereka mengeluarkan uang untuk membeli peralatan khusus.
Bagaimana dengan konsumsi energi dari Dogecoin? Masih dari sumber yang sama, Dogecoin disebutkan butuh lebih sedikit tugas komputasi dalam memverifikasi transaksi.
TRG Datacentres menyebutkan Dogecoin mengonsumsi listrik 0,12 kilowatt per jam per transaksi, sementara Bitcoin per transaksi membutuhkan 707 kilowatt per jam.
Bitcoin dan batubara
Mari bergeser sedikit dari urusan mata uang digital dan dampaknya terhadap pasar ke cakupan yang lebih luas tentang lingkungan yang menyimpan tantangan untuk dilaksanakan secara global.
Memahami masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim cukup mudah. Namun, isu ini menjadi sukar dan berbelit-belit lantaran terdapat perbedaan keyakinan sebagian orang tentang perubahan iklim. Ada yang percaya, ada yang tidak percaya.
Kemudian, energi terbarukan memiliki tantangan berupa tingginya biaya yang dibutuhkan dan bauran energi apa yang efektif untuk menggantikan energi fosil.
Kembali ke topik. Apa hubungan bitcoin dan lingkungan? Jawabannya listrik.
Sumber utama tenaga listrik yang terbesar saat ini adalah batubara. Sedangkan, batubara  dianggap energi kotor bagi lingkungan.
Sindirian untuk China?
Laporan CNBCÂ menyebutkan, sebagian besar penambangan bitcoin terkonsentrasi di Tiongkok. Negara ini notabene masih sangat bergantung pada batu bara.
Secara global, Tiongkok menyumbang sekitar 65 persen dari semua penambangan bitcoin dunia, sementara Amerika hanya sekitar 7,2 persen.