Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Karantina dan Pengorbanan Nyawa Rakyat Desa Eyam untuk Selamatkan Penduduk dari Wabah Hitam

6 Mei 2021   10:11 Diperbarui: 6 Mei 2021   10:14 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumur Mompesson di Desa Eyam, Inggris. (Foto: derbyshire-peakdistrict.co.uk)

Garis itu mengelilingi batas desa dan penduduk Eyam tak diizinkan untuk melewatinya. Tanda-tanda dipasang di sepanjang garis untuk memperingatkan orang luar agar tak masuk ke desa Eyam.

Karantina pun sama beratnya. Penduduk Eyam bukan desa mandiri sehingga mereka harus menerima pasokan makanan dan obat-obatan dari luar.

Mereka memikirkan bagaimana caranya mendapatkan pasokan tanpa harus keluar dari desa. Kebutuhan pangan disediakan desa tetangga. Transaksi akan dilakukan di sumur Mompesson, perbatasan desa.

Dalam pertukaran tersebut, warga Eyam menaruh uang mereka dalam sumur Mompesson di perbatasan desa atau panci berisi air atu cuka dengan tujuan mensterilkan koin. Cara ini memungkinkan penyakit tak menular ke orang luar melalui perantara koin.

Jadi, tindakan karantina dapat dipertahankan sampai puncak penyakit pada musim panas 1666.

Gereja dikunci untuk menghindari umat berkumpul dan berdesakan di bangku. Kebaktian dipindahkan ke luar ruangan.

Pada bulan November 1666, wabah dinyatakan berakhir di Eyam setelah tak ada lagi kematian selama beberapa minggu, mengutip Derby Telegraph.

Selama 14 bulan sejak kemunculan penyakit pes, tercatat 260 penduduk Eyam meninggal. Meski secara jumlah terbilang kecil, secara persentase kematian di sana lebih tinggi dari London.

Penduduk Eyam menjadi pahlawan untuk menyelamatkan nyawa manusia dari serangan mengerikan wabah hitam. Tak ada kasus ditemukan pada desa-desa di sekitarnya. Tindakan mereka untuk mengisolasi diri berpengaruh signifikan untuk mencegah kematian-kematian dalam periode kelam di Eropa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun