Pertandingan persahabatan Irene dan Dadang lebih tepat dianggap sebagai momentum untuk mengukur kejernihan warganet dalam menilai klaim sang Dewa Kipas.
Namun, cara tersebut ternyata tak mengurangi argumen pembela untuk mendukung Dadang Subur.Â
Mereka tetap menganggap Dewa Kipas adalah pahlawan dari golongan orang kecil dan terpinggirkan melawan golongan elit dan profesional. Dadang adalah simbol perlawanan terhadap kaum elit yang sering sebelah mata memandang orang kecil.
Tetapi, sebagian pendukung Dadang Subur barangkali berubah pikiran dan berbalik arah meninggalkannya usai menyaksikan pertandingan.Â
Ada kesan bahwa apa yang diungkapkan Dadang Subur dan putranya selama ini di pelbagai kesempatan terkesan dilebih-lebihkan. Padahal kenyataannya tak seindah yang dibayangkan.
Inilah warna-warni media sosial. Warganet berdebat, sementara Irene dan Dadang Subur terlihat akur jelang laga dan pasca-laga persahabatan. Meme bertaburan di media sosial.
Bagaimana menengahi perdebatan warganet?
Debat memberikan kebisingan dan kerap dianggap sebagai polusi di media sosial karena kebanyakan orang bebal dan sulit menerima kebenaran.Â
Meski demikian, debat tak bisa diputus sekenanya. Ketegangan terjadi karena pihak yang terlibat masih membawa "ideologi" masing-masing sebagai basis membela Irene dan Dewa Kipas.
Yang tak bisa ditolerir adalah kebohongan. Warganet sudah berpengalaman atas kasus Audrey.
Debat pendukung Irene dan Dadang Subur memiliki sisi positif. Catur mendadak populer secara luar biasa yang tak biasa di beberapa kesempatan sebelumnya.