Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Seperti Indonesia, Industri Baja Amerika Juga Mengadu ke Joe Biden Soal Ancaman Baja Impor

26 Januari 2021   17:13 Diperbarui: 26 Januari 2021   20:33 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS Joe Biden. (Foto: Twitter/POTUS)

Kembali ke krisis kelebihan kapasitas baja global. Persoalan ini sudah menjadi atensi negara ASEAN.

Tanggal 22 Oktober 2020, forum ASEAN Iron & Steel Council (AISC) SEAISI yang mewadahi asosiasi industri besi dan baja Asia Tenggara menyampaikan pernyataan bersama menyikapi krisis kelebihan kapasitas baja global. Sebagai informasi, Silmy Karim adalah Wakil Presiden AISC.

Mengutip laporan IISIA, Global Forum for Steel Excess Capacity (GFSEC) memperkirakan kelebihan kapasitas baja global mencapai 606 juta ton dan akan "terus memburuk sebagai akibat investasi yang dilakukan oleh produsen baja Tiongkok, baik investasi domestik maupun di negara lain, yang mendapatkan dukungan dari pemerintah Tiongkok."

Salah satu seruan AISC menyinggung masalah importasi produk baja. Mereka meminta pemerintah ASEAN mengkaji ulang kebijakan importasi besi baja. 

Selain itu, industri pengguna baja diharapkan dapat memberi contoh dengan menggunakan produk baja lokal sepanjang isu kualitas, harga dan pengiriman tidak menjadi kendala. Dengan kata lain, isu masalah importasi baja sudah menjadi tantangan ke banyak negara selain Indonesia.

Industri Baja Amerika ingatkan Biden soal kebijakan tarif baja dan aluminium semasa Trump

Sama seperti Indonesia, produsen baja Amerika Serikat juga sama was-wasnya atas krisis kelebihan kapasitas baja global dan importasi produk baja yang masuk ke pasar domestik mereka.

Karena itu, pada 11 Januari 2021, produsen baja Amerika mengeluarkan pernyataan bersama yang meminta Presiden Joe Biden melanjutkan kebijakan tarif dan kuota impor baja dan aluminium semasa pemerintahan Donald Trump.

Mereka yang memberikan pernyataan itu antara lain American Iron and Steel Institute (AISI), Steel Manufacturers Association (SMA), The United Steelworkers Union (USW), The Committee on Pipe and Tube Imports (CPTI) and American Institute of Steel Construction (AISC)

Untuk diketahui, kebijakan tarif dan kuota impor baja dan aluminium berlaku pada 2018 silam semasa Presiden Donald Trump. Tarif baja impor mencapai 25 persen, sedangkan aluminium mencapai 10 persen.

Mereka mengatakan bahwa "kelanjutan tarif dan kuota menjadi penting untuk memastikan kelangsungan industri baja lokal dalam menghadapi kelebihan kapasitas baja yang masif dan terus meningkat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun