Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tahu, Tempe, Kedelai, Konsumen, Importir, Pemerintah, Pengrajin, Petani, China, Amerika Serikat

3 Januari 2021   02:51 Diperbarui: 3 Januari 2021   02:54 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenyataannya, pemburu kedelai AS bukan saja dari Indonesia. Ada China. Dan ternyata, pada Desember 2020, China sudah memborong banyak kedelai dari AS, naik dua kali lipat menjadi 30 juta ton.

Ini yang kemudian disinyalir menyebabkan kenaikan harga kedelai.

Jadi, kita harus mencari negara importir baru untuk mencukupi ketersediaan kedelai dalam waktu ke depan. Repotnya begini jika ketergantungan bahan pangan pada negara impor.

Dalam kondisi kelangkaan, harga akan merangkak, sesederhana teori dasar soal penawaran dan permintaan.

Teori dasar yang bertahun-tahun untuk menghantui kecurigaan masyarakat kepada importir

Tahu dan tempe ini panganan rakyat karena harganya bersahabat di kantong, tetapi kandungan proteinnya luar biasa.

Makanya, kenaikan harga merupakan sesuatu yang sangat tidak diharapkan baik produsen maupun konsumen.

Setahu dan seingatku, tahu dan tempe tidak memiliki harga acuan seperti harga daging ayam. 

Jadi, memperkecil ukuran tahu dan tempe adalah pilihan yang tepat supaya harga jual kepada konsumen terjangkau.

Eh, biarpun ukurannya kecil dan harganya murah meriah, saat terjadi kenaikan harga, yang dipikirkan menjadi luas dan banyak: konsumen, importir, pengrajin, petani, Amerika Serikat. 

Tetapi, pengrajin tahu dan tempe harus utama dan dipertahankan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun