Tetapi, kita baru memasuki awal tahun 2021, tidak boleh pesimis.
Katakanlah, harga kedelai normal 2-3 bulan ke depan sampai bulan Maret 2021. Ukuran tahu dan tempe akhirnya kembali mengembang besar untuk disantap konsumen.
Tetapi, ini agaknya sekadar obat pereda gejala.Â
Selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah ketersediaan di bulan April. Bagaimana jaminan stok dan harganya?
Ada yang mengatakan, berdayakan petani untuk memenuhi kebutuhan kacang kedelai dalam negeri alias swasembada. Ini jawaban ideal, tapi tidak realistis.
Indonesia bukan penghasil besar kacang kedelai. Memang dahulu pernah swasembada kedelai.
Tahun ini, Indonesia hanya memproduksi kira-kira 320.000 ribu ton kedelai, laporan Kompas.com.
Jumlahnya sangat sedikit dibanding kebutuhan nasional per tahun mencapai 2,5 juta ton.
Belum lagi ketika membaca laporan Tempo.co yang mewawancara pejabat Kementerian Pertanian perihal minat petani untuk menanam kedelai.
Kepala Sub-Direktorat Serelia, Kementerian Pertanian, Mulyono, mengatakan minat petani menanam kedelai semakin berkurang karena harga jual panen di tingkat petani sangat rendah.
Kekurangan kedelai selama ini dicukupkan dengan jalan mengimpor dari negara penghasil kedelai terbesar, salah satunya adalah Amerika Serikat.