Intelektual Noam Chomsky bahkan tidak ragu menyebut Trump sebagai pembunuh ratusan ribu orang Amerika meskipun kenyataannya ia harus berhadapan dengan mentalitas orang Amerika yang menyumbangkan 70 juta suaranya memilih Trump dalam Pilpres AS November 2020.
Begitu juga harapan yang disuarakan Presiden Jokowi ketika ia memerintahkan jajaran menterinya untuk bekerja keras memenuhi target penurunan kasus infeksi yang harus tercapai pada Mei 2020 dengan cara apapun. Kenyataannya menunjukkan hasil yang jauh dari harapan.
Kenyataan juga dalam sejarah manusia, kebebasan itu dapat mencelakakan dengan pembiaran-pembiaran, secara khusus kebebasan yang laissez faire telah menyebabkan kebangkrutan di AS pada masa depresi hebat di negara tersebut.
Akan tetapi, orang-orang sekarang berjuang untuk tujuan kebebasan kolektif sembuh dari penyakit dunia ini. Dalam waktu yang ada jelang akhir tahun ini, kebebasan terus berjalan dan tidak mungkin dikurung dalam penjara.Â
Tengoklah di atas masing-masing kepala terbentang padang langit yang luas, tempat manusia melamun mencari ide, otak dari segala kebebasan. Tidak mungkin pula manusia memenjarakan langit karena dianggap mengganggu!
Update Data Pasien COVID-19 di Kota Medan
Sabtu, 19 Desember 2020Kunjungi link dibawah untuk informasi tentang Virus Corona (Covid-19) lebih lengkap di Kota Medan https://t.co/rfskp6Lm9K
Sumber : @bpbdkotamedan pic.twitter.com/6vBdSfp0BU--- Pemko Medan (@pemko_medan) December 19, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H