Mereka sudah mati-matian berusaha melaksanakan semua tips pemasaran, namun hasilnya bisa jadi nihil. Maka, di sinilah pemerintah harus intervensi.
Alat ukur digitalisasi sering diukur dengan kuantitas atau algoritma yang mungkin saja bisa diakali dengan cara-cara tertentu.
Namun, untuk menjaga keberlanjutan, tentu kita membutuhkan usaha yang bagus dan berkualitas.Â
Tidak sedikit pelaku UMKM yang bagus-bagus itu justru tenggelam saat bertempur di dunia digital.Â
Banyak anak-anak muda barangkali kebingungan ketika melihat produk atau jasa perusahaan tertentu karena baru nongol sekarang.
Maka cara kreatifnya adalah pemerintah membantu branding mereka. Agar efektif dan efisien, pemerintah melalui BUMN dan K/L bisa melakukan afiliasi untuk membantu pemasaran UMKM.
Sebagai contoh, logo UMKM A bisa terpampang di badan pesawat Garuda Indonesia. Siapa sih yang tidak termotivasi ketika logonya muncul di maskapai terbesar nasional?
Kedua, para pejabat menjadi influencer untuk mengenalkan produk UMKM yang mereka pakai.
Misalnya, salah satu pejabat memakai kemeja dari UMKM B, kemudian logo UMKM B ini dipasang sebagai background saat rapat zoom.Â
Atau pejabat tersebut memberikan review produk dan jasa di akun medsos masing-masing.
Hasilnya yang mungkin didapatkan: pertama, pelaku UMKM akan bersemangat untuk meningkatkan lini usaha mereka.