Laporan terbaru di website Kementerian Kesehatan, Sabtu (29/8/2020), memperlihatkan total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 169.195, bertambah 3308 dari hari sebelumnya.
Virus ini menular dengan cepat sehingga cara terbaik mencegahnya adalah dengan menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak fisik, mencuci tangan dan memakai masker saat beraktivitas.Â
Pembatasan pergerakan manusia juga dilakukan sejak Maret lalu di beberapa kota besar di Indonesia.
Namun, untuk menghindari tekanan ekonomi dan ancaman resesi karena pemberlakuan pembatasan, pemerintah akhirnya memberikan kelonggaran. Masyarakat boleh beraktivitas dengan syarat memperketat protokol kesehatan.
Roda perekonomian kembali berputar secara perlahan. Beberapa pekerja sudah kembali berkantor, ojek online sudah bisa mengantar penumpang, beberapa toko dan kafe sudah melayani pelanggan, angkutan logistik sudah bergerak antar daerah, dan sederet aktivitas lainnya.
Ada optimisme perekonomian Indonesia akan membaik setelah pandemi berakhir. Vaksin mulai dikembangkan dan sudah diujicoba oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Lalu, secara jangka panjang, bagaimana perekonomian Indonesia kelak? Berikut ini ulasannya.
1. Kehilangan Sumber Daya Manusia (SDM) Potensial
SDM adalah faktor penting dalam pembangunan negara. Jatuhnya korban jiwa akibat Covid-19 tentu menjadi ancaman terhadap SDM Indonesia ke depan.
Wakil Menteri Keuangan RI Suahazil Nazara menyinggung masalah kehilangan SDM di masa depan saat berbicara dalam acara bincang santai bersama Wakil Menteri Keuangan yang disiarkan di akun YouTube Kementerian Keuangan, Sabtu (29/8/2020).
Ia mengatakan, jika jumlah korban meninggal akibat Covid-19 semakin tinggi, maka Indonesia akan kehilangan SDM yang punya potensi luar biasa ke depannya.