Ia mengatakan, tidak ingin hal tersebut terjadi ke depan dan mengajak masyarakat untuk berupaya mencegah penularan virus.
Hilangnya SDM potensial tidak hanya menjadi ancaman Indonesia, tetapi juga global mengingat kasus Covid-19 sudah menyebar di banyak negara dengan total korban meninggal mencapai 835 ribu per hari ini.
2. Mengembalikan Utang
Kegiatan ekonomi akibat pandemi yang bekurang drastis berimbas pada penerimaan negara dari pajak.Â
Di sisi lain, pemerintah melakukan banyak pengeluaran untuk kesehatan, bantuan sosial, dan stimulus ekonomi menghadapi Covid-19. Pemerintah pun telah melebarkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai 6,34% dari PDB untuk tahun 2020.Â
Pemerintah harus berutang untuk membiayai semua. Laporan Kompas com, utang pemerintah mencapai Rp5.434,86 T pada akhir Juli 2020 yang didominasi dari SBN, rasio utang terhadap PDB sebesar 33,63%.
Suahazil mengatakan utang tersebut ditujukan untuk menyelamatkan manusia Indonesia dan bersifat produktif. Ia meneruskan bahwa utang ini harus dikembalikan di masa depan.
3. Ekonomi Digital
Adanya pandemi memaksa orang bertahan di rumah. Pekerjaan yang biasa dilakukan di kantor, sekarang digarap di rumah atau work from home (WFH).
Rapat dan pertemuan juga digelar secara digital dengan memakai aplikasi seperti Zoom.Â
Bukan tidak mungkin, kebiasaan bekerja dari rumah akan berlanjut di masa mendatang.