PSSI resmi memecat Shin Tae Yong (STY) sebagai pelatih Timnas Indonesia senior, hanya beberapa hari setelah gagal membawa Timnas Garuda muda berprestasi di ajang Piala AFF 2024.
Keputusan pemecatan menurut Ketua PSSI Erick Thohir, karena penyesuaian kepemimpinan di Timnas yang bisa menerapkan strategi yang disepakati pemain. Juga komunikasi yang baik serta implementasi program yang juga lebih baik.
Dengan alasan tersebut, Â STY dianggap tidak relevan lagi dengan penyesuaian dimaksud.
Namun sikap mendadak PSSI memecat STY menimbulkan tanda  tanya. Mengingat kontrak pelatih STY sendiri berakhir pada tahun 2027.
Lagi pula Timnas saat ini sedang berada di round 3 kualifikasi Piala Dunia 2026. Dimana STY masih sangat optimis untuk lolos langsung ke Piala Dunia dengan berada di peringat kedua.
Peluang ke arah tersebut terbuka lebar, melihat progres yang ada. Apalagi di laga terakhir, Timnas berhasil mengalahkan Arab Saudi yang dilatih Herve Renard dengan skor 2-0.
Kalau pun hendak diganti, lebih tepat jika STY dipastikan gagal membawa Timnas lolos ke piala dunia. Mengingat level gawean dunia tersebut lebih tinggi.
Kalau diganti hanya karena gagal di ajang piala AFF, apa kata dunia? Levelnya tidak sama bung. Lagi pula yang main adalah timnas muda, bukan timnas senior.
Juga karena alasan penyesuaian strategi, komunikasi dan program tentu bisa diperdebatkan. Karena yang dimaksud dari tiga hal itu adalah lingkup aspek, bukan target.Â
Karena dengan pencapaian STY masuk round 3, indikator bahwa aspek strategi, komunikasi dan program yang diterapkan berjalan dengan baik. Kalaupun ada riak-riak di tubuh Timnas, itu bagian dari dinamika.Â