Terbukti Pemkab Sigi saat dirinya menjabat, bisa bersinergi dengan Pemprov Sulteng, menurunkan angka kemiskinan. Termasuk membawa Kabupaten Sigi keluar dari kategori daerah tertinggal, bersama Donggala dan Tojo Unauna, pada tahun 2023.
"Saya harus akui sosok Rusdy Mastura punya kemampuan manajemen yang dibutuhkan dalam mengelola pemerintahan," ujar Irwan Lapatta dalam pidatonya saat kampanye pasangan Rusdy Mastura-Agusto Hambuako di Kalukubula Kabupaten Sigi, hari Sabtu kemarin.
Sebenarnya bukan hanya menurunkan angka kemiskinan, Rusdy Mastura juga berhasil menurunkan persentase kemiskinan ekstrim di Sulteng. Yakni dari 3,02 persen pada tahun 2022 menjadi 1,44 persen pada tahun 2023.
Kemudian untuk tingkat pengangguran terbuka Provinsi Sulteng mengalami penurunan yakni dari 3,00 persen pada Agustus tahun 2022 menjadi 2,95 persen pada Agustus tahun 2023.
Selain itu pertumbuhan ekonomi Sulteng tahun 2023 terealisasi sebesar 11,91 persen. Dimana menempatkan provinsi Sulteng berada di urutan kedua tertinggi secara nasional setelah Maluku Utara
Berdasarkan data dan capaian kinerja di atas, menjadi tolak ukur serta logika berpikir bagi seorang Irwan Lapatta sebagai mantan Bupati, untuk mendukung Rusdy Mastura dan Agusto Hambuako, dapat memimpin Sulteng untuk kedua kalinya.
Keberhasilan menurunkan angka kemiskinan tidak lepas dari penerapan program dan anggaran dari Pemprov kepada Kabupaten di Sulteng. Mengingat angka kemiskinan berada di Kabupaten dan Kota.
Salah satunya memberikan alokasi anggaran berupa bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 29 miliar kepada 29 ribu masyarakat miskin ekstrim. Dukungan BLT ini sebagai upaya untuk meretas kemiskinan ekstrim di Sulteng.
Rusdy Mastura sendiri memastikan program BLT sebesar Rp 1 juta per keluarga miskin ekstrim pada setiap hari raya, akan dilanjutkan. Jika masyarakat Sulteng mempercayakan dirinya memimpin Sulteng untuk kedua kalinya.
Tentu melanjutkan program lain yang relevan dalam menuntaskan kemiskinan di Sulteng. Termasuk mengurangi pengangguran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta mempercepat konektivitas lewat infrastruktur jalan di Sulteng.
Menurunkan angka kemiskinan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak tantangan dan kendala yang dihadapi. Namun selama ada komitmen dan kemauan, maka upaya meretas angka kemiskinan pasti bisa diwujudkan.