Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Perjuangan Para Remaja Tangguh dari Dataran Rampi

25 Juni 2024   19:42 Diperbarui: 1 Juli 2024   08:04 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekelompok remaja dari GKST Klasis Rampi saat berjalan kaki dari Rampi Sulsel menuju Bada Sulawesi Tengah. (Dokumentasi IG Tana Poso) 

Tentu kondisi disparitas infrastruktur jalan ini, tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Selain menyusahkan masyarakat, juga berdampak pada pelayanan publik dari berbagai sektor. Pertumbuhan ekonomi akan sulit tercapai dengan kondisi infrastruktur seperti ini.

Antara pemerintah provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan perlu mencari solusi, jika berniat menangani infrastruktur di kedua wilayah. Tentu saja dengan melibatkan pemerintah pusat sebagai pengelola APBN.

Sejatinya pemerintah sudah mengeluarkan regulasi berupa Instruksi Presiden (Inpres) nomor 3 tahun 2023 tentang percepatan peningkatan konektivitas jalan daerah. Dimana bisa menjadi solusi untuk percepatan konektivitas infrastruktur jalan di trans tengah Sulawesi.

Untuk tahun 2024 ini telah teralokasi sebesar Rp 15 triliun dari APBN untuk pembiayaan Inpres jalan daerah tersebut. Namun terpulang ke political will dari pemerintah daerah setempat bersama BPJN Kementerian PUPR, menjadikan penanganan jalur tersebut sebagai prioritas.

Selayak jalur trans tengah ini bisa masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) oleh pemerintah pusat untuk percepatan konektivitas, sehingga aksesibilitas dari wilayah Luwu Utara Sulawesi Selatan ke Kabupaten Poso dan Sigi bisa terwujud.

Introspeksi Bagi Penentu Kebijakan

Salut bagi remaja Rampi yang tidak menjadikan disparitas infrastruktur sebagai halangan untuk beraktivitas. Bahwa disparitas bisa saja mengisolir mobilitas, namun tidak bisa mengisolir pikiran dan eksistensi insan yang ingin maju dan berkembang.

Namun demikian apa yang ditunjukkan para remaja dari Rampi, bisa menjadi introspeksi bagi para penentu kebijakan di negeri ini. Bahwa menjadi sebuah ironi, membiarkan para generasi muda tersebut menghadapi disparitas infrastruktur yang tidak mereka inginkan.

Walau pada akhirnya dengan mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Menghadapi kenyataan di depan mata, mau tak mau harus dilakukan. Walau butuh effort kuat bagi mereka melakukan aktivitas dengan disparitas yang ada.

Tidak ada pilihan lain, kondisi medan yang berat harus dihadapi. Situasi ini pula dihadapi masyarakat yang terisolir akibat infrastruktur jalan yang tidak memadai di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah. Salah satunya wilayah Pipikoro Kabupaten Sigi.

Apa yang dijalani para remaja Rampi ini, akan menempa diri mereka untuk menjadi insan yang tangguh dan teruji. Pantang menyerah dengan kondisi yang ada. Serta bercita-cita tinggi menjadi orang yang bermanfaat di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun