Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Momen Nostalgia dalam Pelayaran bersama KM Tidar

11 Januari 2024   11:05 Diperbarui: 13 Januari 2024   20:54 1675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk makanan penumpang disajikan dalam boks transparan, plus air mineral gelas, botol serta ada juga minuman kemasan. Saya membayangkan masa lalu makanan disajikan dalam wadah ompreng, tanpa sama sekali mendapatkan air mineral.

Dengan semakin baiknya pelayanan makanan, menjadi bukti transformasi PT Pelni dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Oh ya untuk mengambil makanan masih tetap sama, di mana penumpang harus antre dengan membawa tiket penumpang masing-masing.

Saat dalam pelayaran saya coba mengeksplorasi keberadaan kapal, sekadar membandingkan keberadaan kapal pada masa lalu dan masa kini. Ternyata di dek atas ada cafetaria di bagian tengah. Dulunya cafetaria tersebut tidak ada. Yang ada hanya di bagian belakang.

Satu lagi saya menemukan ada beberapa bagian kapal yang terlihat rusak dan belum diperbaiki. Termasuk di dalam toilet pria ada ruangan mandi atau WC yang terkunci dan tidak bisa digunakan oleh penumpang.

Dari kondisi kapal tersebut satu hal yang tidak bisa dielakkan yakni KM Tidar adalah kapal lama yang dibuat sejak tahun 1987. Di mana hingga kini masih beroperasi sebagai moda transportasi laut dalam melayani kepentingan publik.

Tentu dengan merevitalisasi (perbaikan) beberapa bagian kapal yang rusak, akan membuat penumpang lebih nyaman. Dan revitalisasi terlihat di kapal oleh sejumlah kru terhadap beberapa bagian kapal.

Jika nantinya KM Tidar sudah tidak lagi melayani trayek Makassar ke Pantoloan dan kembali ke trayek awal, maka PT Pelni sudah harus menyiapkan alternatif kapal lain untuk trayek tersebut.

Mengingat hanya ada dua kapal yakni KM Lambelu dan Labobar yang melayani trayek tersebut dengan durasi waktu lumayan lama untuk jadwal pemberangkatan. Sementara intensitas masyarakat menggunakan kapal laut cukup tinggi.

Ini sejalan dengan amanat UU no 17 tahun 2008 tentang pelayaran. Bahwa pelayaran yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhan, keselamatan dan keamanan pelayaran, dan perlindungan lingkungan maritim, merupakan bagian dari sistem transportasi nasional.

Di mana harus dikembangkan potensi dan peranannya untuk mewujudkan sistem transportasi yang efektif dan efisien. Serta membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis.

Tentu dengan tambahan unit kapal, maka akan membantu masyarakat Sulawesi Tengah yang melakukan perjalanan ke bagian barat atau timur Indonesia yang menggunakan moda transportasi laut dengan harga yang terjangkau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun