Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Gentrifikasi dan Dampak Utilisasi Pengelolaan Potensi Desa

20 September 2023   12:32 Diperbarui: 20 September 2023   23:11 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret keberadaan lahan di wilayah Sulteng yang prospek untuk komoditi pangan. (Dokumentasi pribadi)

Bahkan tidak sedikit kalangan bermodal yang turut membeli lahan di wilayah tersebut, untuk usaha pertanian maupun aset pribadi. Ketertarikan untuk mendapatkan lahan guna kepentingan komersil maupun sebagai aset menjadi sebuah keniscayaan.

Peluang Usaha Komoditi Pangan

Ada beberapa faktor mengapa pelaku usaha maupun kalangan bermodal tertarik memiliki lahan, guna mengembangkan bisnis komoditi pertanian, perkebunan, peternakan maupun budidaya perikanan di desa.

Pertama, semenjak provinsi Kalimantan Timur ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara (IKN) baru. Di mana provinsi Sulteng menjadi daerah penyangga suplai komoditi pangan untuk kebutuhan IKN nantinya.

Sebagai bukti bahwa Sulteng menjadi daerah penyangga, dua Gubernur Sulteng dan Kaltim telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Samarinda beberapa waktu lalu. Di mana kebutuhan logistik pangan menjadi salah satu bidang yang masuk dalam MoU.

Lahan subur dan didukung prasarana memadai berdampak pada produktivitas tanaman. (Dokumentasi pribadi)
Lahan subur dan didukung prasarana memadai berdampak pada produktivitas tanaman. (Dokumentasi pribadi)

Kedua, Sulteng menjadi daerah untuk program nasional hilirisasi nikel dengan hadirnya industri smelter (pabrik pemurnian nikel) yang mempekerjakan puluhan ribu tenaga kerja di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara.

Kebutuhan logistik pangan sehari-hari dalam jumlah besar sangat dibutuhkan bagi para tenaga kerja yang berada di smelter. Saking besarnya kebutuhan logistik tersebut, bahkan harus disuplai dari dari daerah lain di Sulawesi.

Ketiga, semakin menggeliatnya usaha kuliner di Kota Palu dan daerah lainnya di Sulteng. Ditandai dengan menjamurnya kehadiran street food, cafe, rumah makan, hingga resto yang membutuhkan suplai komoditi pangan sebagai bahan baku.

Keempat, berkembangnya usaha UMKM yang berasal dari produk turunan komoditi pertanian. Di mana bahan baku komoditi untuk diolah menjadi produk turunan UMKM sangat dibutuhkan. Semakin baik bahan bakunya, semakin bagus dan berkualitas produk olahannya.

Perilaku pelaku usaha maupun kalangan yang tertarik mengelola potensi desa untuk kepentingan bisnis, kini menjadi fenomena gentrifikasi yang tak bisa dielakkan. Apalagi peluang untuk mendapat profit sangat terbuka lebar, mengingat komoditi yang dikelola sangat prospek di pasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun