Bahkan tidak sedikit kalangan bermodal yang turut membeli lahan di wilayah tersebut, untuk usaha pertanian maupun aset pribadi. Ketertarikan untuk mendapatkan lahan guna kepentingan komersil maupun sebagai aset menjadi sebuah keniscayaan.
Peluang Usaha Komoditi Pangan
Ada beberapa faktor mengapa pelaku usaha maupun kalangan bermodal tertarik memiliki lahan, guna mengembangkan bisnis komoditi pertanian, perkebunan, peternakan maupun budidaya perikanan di desa.
Pertama, semenjak provinsi Kalimantan Timur ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara (IKN) baru. Di mana provinsi Sulteng menjadi daerah penyangga suplai komoditi pangan untuk kebutuhan IKN nantinya.
Sebagai bukti bahwa Sulteng menjadi daerah penyangga, dua Gubernur Sulteng dan Kaltim telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Samarinda beberapa waktu lalu. Di mana kebutuhan logistik pangan menjadi salah satu bidang yang masuk dalam MoU.
Kedua, Sulteng menjadi daerah untuk program nasional hilirisasi nikel dengan hadirnya industri smelter (pabrik pemurnian nikel) yang mempekerjakan puluhan ribu tenaga kerja di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara.
Kebutuhan logistik pangan sehari-hari dalam jumlah besar sangat dibutuhkan bagi para tenaga kerja yang berada di smelter. Saking besarnya kebutuhan logistik tersebut, bahkan harus disuplai dari dari daerah lain di Sulawesi.
Ketiga, semakin menggeliatnya usaha kuliner di Kota Palu dan daerah lainnya di Sulteng. Ditandai dengan menjamurnya kehadiran street food, cafe, rumah makan, hingga resto yang membutuhkan suplai komoditi pangan sebagai bahan baku.
Keempat, berkembangnya usaha UMKM yang berasal dari produk turunan komoditi pertanian. Di mana bahan baku komoditi untuk diolah menjadi produk turunan UMKM sangat dibutuhkan. Semakin baik bahan bakunya, semakin bagus dan berkualitas produk olahannya.
Perilaku pelaku usaha maupun kalangan yang tertarik mengelola potensi desa untuk kepentingan bisnis, kini menjadi fenomena gentrifikasi yang tak bisa dielakkan. Apalagi peluang untuk mendapat profit sangat terbuka lebar, mengingat komoditi yang dikelola sangat prospek di pasaran.