Baju adat daerah yang digunakan Presiden Jokowi dalam momentum kegiatan resmi kenegaraan, bukan saja sebagai bentuk kecintaan serta mengangkat identitas budaya suatu daerah, namun sekaligus sebagai bentuk komunikasi pembangunan Indonesia Sentris yang sudah dilakukan selama kepemimpinannya.
Upacara HUT Kemerdekaan ke 77 Republik Indonesia di Istana Negara 17 Agustus 2022 kemarin, Presiden Jokowi hadir menggunakan baju adat daerah Buton Sulawesi Tenggara.Â
Atensi diberikan oleh masyarakat Indonesia melihat penampilan menawan Jokowi menggunakan pakaian adat berwarna merah tersebut.
Dalam HUT Kemerdekaan sebelumnya, Presiden Jokowi sudah pernah menggunakan baju adat daerah Aceh, Sumatra Barat, Kalimantan Selatan, Sunda, Jawa, Betawi, Bali, Sasak, Bugis, dan lain-lain. Â
Pada saat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI tanggal 16 Agustus 2022, Presiden Jokowi menggunakan pakaian Adat Bangka Belitung berwarna hijau.
Kehadiran Jokowi yang berbaju adat daerah dalam momentum kenegaraan khususnya HUT Kemerdekaan RI, menjadi pembeda dengan Presiden Indonesia sebelumnya, dimana hadir dengan pakaian sipil resmi.Â
Presiden Jokowi merubah tradisi selama ini, sehingga budaya nusantara begitu kental dalam momentum HUT Kemerdekaan RI Â tersebut, saat pejabat lainnya juga tampil dengan beragam baju adat. Â
Dengan menggunakan baju adat, Jokowi hendak mengajak masyarakat Indonesia untuk semakin mencintai adat istiadat dan budaya daerah yang sangat beragam di tanah air.Â
Keberagaman tersebutlah yang menjadi aset sekaligus pemersatu bangsa, sehingga harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Â
Jika seorang Kepala Negara saja begitu mencintai adat istiadat dan budaya daerah, mengapa tidak kita sebagai warga negara turut mencintai hal yang sama, setidaknya di daerah tempat kita berdomisili.Â
Ini sebagai bentuk penghargaan kita terhadap kearifan lokal yang menjadi identitas sebuah daerah.
Disatu sisi secara tidak langsung Presiden Jokowi turut mengangkat adat dan budaya daerah, sehingga masyarakat Indonesia turut mengenal baju adat daerah lain.Â
Misalnya, dengan menggunakan baju adat daerah Buton Sulawesi Tenggara, masyarakat Indonesia di Provinsi lain jadi mengenal baju adat tersebut baik dari corak dan motifnya.
Tentu saja dari sisi usaha fashion baju adat, turut terangkat pasca Jokowi menggunakan baju adat tersebut. Karena seperti kita ketahui, Jokowi merupakan sosok pelaku branding produk yang terbaik.Â
Setiap produk yang dijumpai atau dikenakan selalu dipromosikan di ruang publik, sehingga menjadi incaran masyarakat untuk dimiliki. Â
Mewujudkan Pemerataan Pembangunan
Ada pertanyaan yang mencuat, mana lebih penting kepedulian seorang Jokowi pada baju adat daerah atau perhatian kepada pembangunan di daerah tersebut.Â
Jawaban dari pertanyaan ini tentu selaras., Karena kecintaan Jokowi terhadap baju adat sejalan dengan fokus Jokowi terhadap pemerataan pembangunan di daerah.Â
Ini menjadi prioritas beliau ketika menjargonkan pembangunan Indonesia Sentris dalam visi misi Indonesia Maju. Â
Pembangunan Indonesia Sentris adalah pembangunan tidak hanya berpusar di wilayah Jawa saja, namun merata ke seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali.Â
Pembangunan tersebut terakomodir dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan infrastruktur dan sarana. Berupa jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, terminal, kawasan industri, bendungan, irigasi serta proyek lainnya yang dapat mengungkit kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah diluar pulau Jawa.
Dalam tujuh tahun ini, Pemerintah telah menambah 2.042 km jalan tol, 5.500 km jalan bukan tol, 16 bandara baru, 18 pelabuhan baru, 38 bendungan baru, hingga irigasi 1,1 juta hektare.Â
Khusus untuk bendungan yang menjadi infrastruktur vital dalam memajukan sektor pertanian, ditargetkan hingga tahun 2024 selesai terbangun 57 bendungan di pelosok Indonesia.
Menurut Jokowi, infrastruktur yang sudah dibangun saat ini, hasilnya mungkin baru akan terasa nanti lima atau sepuluh tahun yang akan datang.Â
Namun, setidaknya sejumlah infrastruktur dan sarana yang sudah terbangun di daerah, telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.
Sementara program hilirisasi dan industrialisasi di daerah berdampak pada pertumbuhan investasi yang meningkat tajam yang mana sebesar 52 persen berada di luar pulau Jawa.Â
Artinya, ekonomi Indonesia bukan hanya tumbuh pesat, tetapi juga tumbuh merata menuju pembangunan yang Indonesia Sentris.
Seperti diketahui selama ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa. Maka dengan adanya peningkatan investasi di luar Jawa yang cukup pesat, maka dampaknya akan dirasakan buat masyarakat dan daerah setempat.
Untuk mengintensifkan pemerataan pembangunan infrastruktur di Indonesia, dalam APBN tahun 2023 telah dianggarkan sebesar Rp 392 triliun untuk mendukung penguatan penyediaan pelayanan dasar. Juga mendukung peningkatan produktivitas melalui infrastruktur konektivitas dan mobilitas.
Selain itu untuk penyediaan infrastruktur energi dan pangan yang terjangkau, dan memperhatikan aspek lingkungan. Serta pemerataan infrastruktur dan akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di daerah.
Sementara anggaran perlindungan sosial dialokasikan sebesar Rp 479,1 triliun untuk membantu masyarakat miskin dan rentan memenuhi kebutuhan dasarnya, dan dalam jangka panjang diharapkan akan mampu memotong rantai kemiskinan. Untuk peningkatan produktivitas dan kualitas SDM, disiapkan anggaran pendidikan sebesar Rp 608,3 triliun.
Adapun untuk anggaran Dana Desa, dalan APBN Â 2023, dialokasian sebesar Rp 70 triliun. Jumlah ini meningkat dari anggaran tahun 2022 sebesar Rp 67,9 triliun. Seperti diketahui program Dana Desa di masa Pemerintahan Jokowi diarahkan untuk percepatan kemajuan desa di Indonesia secara merata.
Untuk pelaksanaan APBN 2023 nantinya Presiden Jokowi akan fokus pada lima hal. Pertama, penguatan kualitas SDM unggul yang produktif, inovatif dan berdaya saing.Â
Kedua, akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi. Ketiga, pemantapan efektivitas implementasi reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi.Â
Lalu, keempat, pelaksanaan revitalisasi industri dengan mendorong hilirisasi. Lima, mendorong pembangunan dan pengembangan ekonomi hijau.
Presiden Jokowi selama dua periode kepemimpinannya, rajin turun lapangan untuk memantau sekaligus meresmikan berbagai program pembangunan yang sudah dilaksanakan di daerah.Â
Dalam momentum itulah Jokowi senantiasa memanfaatkan untuk melebur bersama tanpa ada batas antara seorang Kepala Negara dengan rakyat biasa.
Rakyat bisa bebas berdialog tentang apa saja atau berjabat tangan dengan Jokowi. Atau jika beruntung bisa berselfie bersama sang Presiden.Â
Maka, jika di mana-mana sambutan antusias diberikan rakyat kepada Jokowi yang sedang berkunjung ke daerah, itu bukan saja karena keberhasilan Jokowi dalam mengangkat adat dan budaya sebuah daerah. Namun karena pembangunan Indonesia Sentris dirasakan oleh masyarakat di daerah.
Dalam konteks keberhasilan pembangunan, Jokowi sebagai seorang Kepala Negara sekaligus komunikator politik sejatinya telah melakukan peran komunikasi pembangunan dengan sebaik baiknya.Â
Itulah sebabnya melihat Jokowi berbaju adat dalam momentum kenegaraan, adalah bentuk komunikasi non verbal. Dimana tidak semata dimaknai dari aspek seremonial.
Namun lebih dari pada itu, harus dimaknai dari aspek pesan pembangunan yang terkandung didalamnya. Bahwa Jokowi telah mewujudkan amanat pembangunan Indonesia Sentris langsung ke episentrum daerah dengan sebaik baiknya.
Jokowi tidak sekadar mencintai budaya sebuah daerah, tapi juga membangun daerah secara nyata agar masyarakat merasakan pemerataan pembangunan.
Dalam pidato tahunan MPR RI tahun 2022, Jokowi menyampaikan seni dan tradisi lokal dengan semangat kebangsaan harus terus digairahkan.Â
Karya sastra dan film karya seniman muda harus terus didukung. Dana abadi kebudayaan akan terus ditingkatkan sesuai kemampuan fiskal Pemerintah.
Inilah bentuk kepedulian Jokowi pada sektor seni, aat istiadat dan tradisi budaya lokal. Dari sini bisa dimaknai bahwa Pembangunan Indonesia Sentris tidak sekedar membangun infrastruktur serta prasarana saja, namun juga sosial masyarakat dan budaya lokal di daerah.
Jadi tidak perlu dipertanyakan lagi, jika Jokowi berbaju adat hanya untuk pencitraan semata. Bahwa itu murni sebagai kepedulian dan kecintaan seorang Pemimpin terhadap kemajuan daerah dan bangsanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H