Yang paling penting adalah media sosial kita tenang dari praktek black campaign yang meresistensi dan mendegradasi sesama kandidat. Perseteruan yang tidak ada habis habisnya di medsos kadang membuat kita tidak tenang melihat dunia maya diwarnai status yang bersifat antagonistik yang dilakukan secara biner.
Mungkin ini yang maksud dalam status kawan saya di media sosialnya. Masa tenang harusnya memberi dampak ketenangan di ruang publik dari perseteruan politik yang saling mendegradasi sesama anggota masyarakat hanya karena berbeda pilihan politik. Kita prihatin jika perseteruan tersebut masih saja ada di media sosial. Â
Masa tenang ini semoga kita manfaatkan sebaik baiknya untuk semakin menguatkan pilihan guna salurkan di TPS nanti. Masa dimana menjadi momentum kontemplasi terhadap proses demokrasi yang sehat dan fair sebagaimana yang kita harapkan.
Berbagai peristiwa hukum dan politik di aras nasional semoga tidak dijadikan bahan olahan di dunia nyata maupun dunia maya  untuk mendegradasi dan mensegregasi  proses demokrasi yang saat ini sedang berada dalam masa tenang.
Jika kita sudah berkomitmen untuk menjaga masa tenang dari hiruk pikuk politik, maka mari kita menahan diri dari aktivitas yang meresistensi semangat berdemokrasi. Mari kita jaga ketenangan dengan membangun narasi yang memberi pencerahan pada publik dan menghindari tindakan yang mencederai penyelenggaraan kontestasi Pilkada serentak pada masa Pandemi Covid-19 ini.
Jangan jadikan masa tenang menjadi masa tidak tenang, hanya karena takut kandidat kita akan kalah pada voting day nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H