Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Patung Sukarno Hadir di Kota Palu

12 Juni 2020   15:54 Diperbarui: 12 Juni 2020   23:09 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat proses perakitan  patung Sukarno. Doc Pri 

Walikota Palu sendiri merencanakan peresmian patung Sukarno dapat dihadiri Ibu Megawati Sukarno Putri selaku putri Bung Karno yang juga Presiden Keempat RI. Terkait rencana kehadiran Ibu Megawati, Walikota Palu Hidayat MSi mengatakan akan mengatur agenda teknisnya khususnya terkait waktu peresmian. Kalaupun Megawati berhalangan hadir, paling tidak dapat dihadiri Ibu Puan Maharani selaku cucu Bung Karno yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR RI.  

Saat proses perakitan  patung Sukarno. Doc Pri 
Saat proses perakitan  patung Sukarno. Doc Pri 

Kehadiran patung Sukarno di Palu mendapat apresiasi dari masyarakat yang datang untuk melakukan swafoto. Karena nantinya selain menjadi ikon sejarah, diharapkan patung Sukarno juga dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang dapat menarik kehadiran wisatawan dan memberi dampak positif buat Kota Palu. Sebelumnya di Palu juga sudah ada Tugu Nol Kilometer dan Tugu Perdamaian yang juga menjadi ikon dan destinasi wisata di Kota Palu.

Khusus untuk Tugu Perdamaian yang berlokasi di Kelurahan Tondo Palu, sebelum terjadi pandemi corona, ada puluhan hingga ratusan wisatawan lokal yang datang berkunjung setiap harinya. Bahkan tak jarang turis mancanegara juga datang berkunjung. Dimana selain viewnya kearah Teluk Palu yang indah, pengunjung juga bisa melakukan swafoto dibeberapa spot spot yang sudah disediakan. Pengunjung hanya merogok kocek sebesar Rp 10 ribu untuk biaya masuk.  

Harus diakui kehadiran patung Sukarno walau mendapat apresiasi, namun ternyata ada juga sebagian warga yang bersikap apriori. Namun lepas dari adanya sikap tersebut, saya mengajak untuk  ada baiknya melihat kehadiran Patung Sukarno dari tiga aspek yakni historis, tekstual dan kontekstual, sehingga menemukan manfaat keberadaan patung tersebut.

Dari aspek historis kehadiran Sukarno di Palu  adalah peristiwa sejarah yang perlu diketahui oleh  generasi sekarang. Karena generasi yang tidak mengetahui sejarah bangsanya, akan menjadi generasi hampa, tanpa arah juang yang jelas. Patung Sukarno akan menjadi monumen sekaligus tonggak peradaban sejarah yang pernah ada di daerah ini.

Dari aspek tekstual, narasi kesatuan dan persatuan yang tertuang dalam pernyataan pernyataan Sukarno saat berpidato pada masa lalu, menjadi spirit kehadiran sang Proklamator di Palu. Dimana jika nantinya dokumentasi foto disertai teks  narasi dipasang di landasan patung, maka masyarakat  akan tahu bagaimana  peradaban Palu pada masa lalu, dalam menyambut sosok pemimpin Bangsa yang datang berkunjung. Dan bagaimana sang Pemimpin memberikan penguatan pada rakyatnya.

Dari aspek kontekstual, adanya  praktek degradasi dan segregasi sesama anak bangsa sebagai dampak polarisasi kontestasi politik, merupakan sebuah keniscayaan yang berpotensi memecah belah persatuan. Maka diharapkan keberadaan patung Sukarno akan memberikan kesadaran bagi masyarakat dalam berbangsa dan bernegara dalam sebuah tata pergaulan yang guyub dan egaliter dimasa kekinian.

Sekali lagi dengan kehadiran Patung Sukarno, sebagai masyarakat Palu, kita bukan hanya akan mengenang peristiwa sejarah yang pernah terjadi di daerah ini. Tapi juga memaknai setiap pemikiran dan spirit perjuangan Bung Karno dalam menyatukan bangsa ini dengan adagiumnya persatuan, gotong royong dan cinta tanah air. Spirit perjuangan yang tak pernah padam, agar peradaban bangsa Indonesia selalu hidup selama lamanya, sebagaimana yang tertulis dalam risalah Mencapai Indonesia Merdeka  

Jika Sukarno pernah ke berkunjung ke Palu di masa lalu, takdir sejarahlah yang menuntunnya untuk datang. Dan jika patung Sukarno akhirnya berdiri di Palu, takdir sejarah jualah yang menemukan momentumnya.

"Sudah lama saya berkeyakinan, bahwa kesadaran sosial dari pada rakyat dimuka bumi ini adalah sama. Dimanapun mereka berada." Sukarno 1959.

Salam Kebangsaan

Palu, 12 Juni 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun