Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Patung Sukarno Hadir di Kota Palu

12 Juni 2020   15:54 Diperbarui: 12 Juni 2020   23:09 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat proses perakitan  patung Sukarno. Doc Pri 

Akhirnya Palu menjadi salah satu Kota di Indonesia yang  memiliki patung Presiden Pertama RI Sukarno. Patung setinggi 10 meter dari bahan tembaga yang berlokasi di Taman GOR Palu, selesai dirakit pada Kamis, 11 Juni 2020, tepat dalam momentum Bulan Bung Karno.

Walikota Palu Drs Hidayat MSi pada Kamis kemarin, menyempatkan melihat langsung proses perakitan tahap akhir, berupa pemasangan kepala dari patung sang Proklamator. Di lokasi tersebut juga, Walikota menyempatkan memberikan keterangan, bahwa patung Sukarno tersebut akan dinamakan sebagai Monumen Mutiara Bangsa.

Bukan tanpa alasan pemberian nama patung tersebut akan disematkan, karena Mutiara dapat dimaknai sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat Palu yang menjunjung tinggi nilai toleransi, kekeluargaan dan kegotong royongan. Sebuah nilai yang diyakini  menjadi intisari dari Pancasila sebagai dasar negara. Selain itu Mutiara juga bermakna keindahan Kota Palu dengan lima dimensi alamnya. Yakni lembah, lautan, pegunungan, sungai, dan teluk.

Keindahan Kota Palu yang bak mutiara inilah yang dilihat Sukarno dari Udara. Saking takjubnya melihat landskap (bentang alam) daerah ini, Sukarno lalu menghendaki penggantian nama Bandara Udara Masowu menjadi Bandara Mutiara Palu. Sukarnopun mennyampaikan pergantian nama tersebut saat berpidato di lokasi yang kini menjadi Taman GOR Palu.

Sebagai masyarakat Kota Palu yang sekaligus pengagum Bung Karno, sebelumnya sudah terlebih dahulu menyempatkan melihat dari dekat patung tersebut saat proses perakitan dilakukan. Saya juga menyempatkan berswafoto dengan latar belakang patung Sukarno, biar menjadi dokumentasi pribadi dan jika suatu saat akan diposting di media sosial sudah punya koleksinya.  

Walikota Palu Drs Hidayat MSi di lokasi Patung Suarno. Doc Ulli 
Walikota Palu Drs Hidayat MSi di lokasi Patung Suarno. Doc Ulli 

Kehadiran patung Sukarno sebagai sebuah terobosan Walikota Palu, merupakan bagian dari aktualisasi peristiwa  masa lalu dalam wujud monumen sejarah. Dimana pada tanggal 2 Oktober 1957, Sukarno pernah melakukan kunjungan ke Kota Palu. Saat di Taman GOR itulah, Sukarno bertemu masyarakat dan menyempatkan berpidato terkait konsolidasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  • Itulah sebabnya 63 tahun berselang, untuk mengingat kembali momentum sejarah kehadiran Bung Karno di Bumi Tadulako, Pemkot Palu membuat patung tersebut. Generasi saat inipun akan tahu, bahwa sang Proklamator Kemerdekaan pernah berkunjung dan mengobarkan spirit persatuan dan kesatuan di Kota Palu yang menjadi satu kesatuan Bangsa Indonesia.  

Adapun  patung Sukarno dibuat dalam posisi berdiri, menggunakan baju safari lengan pendek dan menghadap ke Selatan. Dimana tangan sebelah kiri memegang tongkat komando dan tangan sebelah kanan sedang mengangkat tangan. Patung dibuat setinggi 10 meter sebagai simbol bulan kedatangan Sukarno di Palu, yakni bulan Oktober.

Sementara bangunan untuk berdirinya patung dibuat berukuran 5x7 meter yang memiliki simbol tahun kunjungan Sukarno yakni 1957. Sementara tinggi landasan bangunan  2 meter sebagai simbol tanggal kedatangan yakni 2 Oktober. Landasan tersebut nantinya akan dibuat properti yang menceritakan suasana momen kedatangan di Bung Karno di Palu.   

Yang menarik di media sosial, berbagai masukan disampaikan warga Palu agar dokumentasi foto foto Sukarno masa lalu, dapat dipasang pada landasan patung yang dipasangi kaca, agar tidak mudah rusak dan dijahili orang tidak bertanggungjawab. "Kalau bisa dipasangi kaca tebal, biar foto foto masa lalu Sukarno saat di Palu aman dan terlindungi," ujar seorang warga Palu di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun