Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Model Bertetangga yang Berbeda

5 Juli 2019   11:12 Diperbarui: 5 Juli 2019   11:20 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekedar bercerita...

Model bertetangga memang beda-beda,bertetangga ala perumahan bersubsidi ,bertetangga ala perumahan menengah,bertetangga ala perumahan mewah,bertetangga ala perumahan kantor,bertetangga ala kampung pinggir sungai,bertetangga ala kampung tengah kota dan bertetangga ala pedesaan serta masih banyak lainnya.

Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya,tentang heterogenitas dan homogenitas,semakin rapat dan kecil sebuah bangunan maka ada kemungkinan semakin membaur  satu sama lain.

Ketika seseorang hidup di sebuah kampung rapat yang biasa berbaur,bahkan kejelekannya bisa mengetahui dan mengurusi masalah orang lain,tergantung orangnya juga.

Kembali ke tadi,pastinya akan kaget begitu tinggal di perumahan dimana hampir semua anggota rumah penghuni bekerja,pagi sampai sore sepi karena ditinggal penghuninya.Begitu datang langsung menutup pintu karena kelelahan bekerja.

Pertemuan hanya saat pas ketemu dan ada acara khusus,selain itu tidak ada.Tidak seperti di kampung yang rapat,saat tukang sayur datang,para ibu berkumpul membeli sayuran duapuluh ribu dan tukang sayur masih disitu mwmdengarkan obrolan para ibu-ibu yang tidak suka FB an atau belum .

Beda lagi dengan perumahan yang kami huni belum lama ini.Perumahan sedang dan penghuninya keluarga muda semua dengan anak berumur satu hingga  tiga tahun.Bersemangat berangkat kerja berdua dengan anak yang sepertinya disekolahkan sekolah bayi atau dititipkan di semacam penitipan anak karena tidak memiliki asisten rumah tangga.

Perumahan yang berada di pojok dari sebuah wilayah,yang malah kalah sama penduduk aslinya.Harga tanah disini,jangan ditanya berapa.Tiga apartemen sudah dan sedang dibangun.

Penduduk aslinya rata-rata memiliki bangunan di atas 500 meter persegi atau bahkan 1000 meter,yang dibangun joglo, ada banyak pohon rambutan yang sampai busuk pun tidak ada yang menyentuh.

Pas musim rambutan akan bertebaran rambutan,yang mau mintapun, saya rasa tuan rumahnya malah senang.Rambutan sangat murah disini pas musim,kadang dua ribu rupiah.

Penduduk asli punya tanah hektaran dan banyak yang disewakan untuk restauran besar disini (banyak sekali restauran besar disini dengan menu per porsi 150 ribu misalnya kepiting dan sangat ramai),dengan sistim sewa tanah perlima tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun