Surat untukmu Kang.
Kutulis surat ini untukmu,karena hal yang terbaik bagi hidupmu adalah aku pergi dari kehidupanmu dan membiarkanmu pergi menikah dengan wanita yang disodorkan oleh bibimu setelah kamu menceraikan aku Kang.
Aku tahu kang aku tidak bisa memenuhi semua harapan keluargamu,terutama bibimu tentang seorang istri,oleh karena itu aku mundur  karena aku tidak  pernah dianggap benar oleh keluargamu dari awal mula.
Menikahlah dengannya Kang,aku rela dan aku akan pergi dengan anak lelaki kita satu-satunya yang akan meneruskan sekolahnya di kota lain,itulah impian anak kita dan impian kita,bukankah begitu Kang?.Tapi kenapa bibimu selalu menghalangi anak kita untuk bersekolah tinggi,kenapa Kang?
Kurelakan dirimu menikah dengannya yang jauh lebih sempurna dan bisa meninggikan derajatmu dan menyenangkan keluarga besarmu.Tapi aku dan anak lelaki kita punya mimpi dan cita-cita sendiri bukan?
Apakah kita harus selalu menuruti keinginan mereka?kita ini sudah berdiri sendiri bukan?
Aku tidak ingin membuatmu bingung harus memilih antara aku atau bibimu yang terus menerus mengurusi keluarga kita,aku lelah Kang.
Terus terang aku dan anak anak lelaki kita sudah tidak tahan lagi.Dan aku malah kasihan padamu kenapa harus memiliki istri sepertiku.
Jadi,aku pergi dan anak lanang kita.Berbahagialah dengan wanita itu  dan hiduplah senang dan aku akan sangat bahagia untukmu jika kamu bahagia.
Aku tahu aku hanya menjadi duri dalam daging di dalam hubunganmu dengan keluargamu.
Aku merintis bisnis teh itu demi semua mimpiku dan kenapa dihalang-halangi?
Anak kita pingin sekolah tinggi-tinggi kenapa dihalang-halangi?
Setiap kali aku ingin punya usaha kenapa dihalang-halangi?
Apa yang salah Kang?
Aku memang salah Kang saat menanyakan pada bibimu kenapa rumah besar yang kita tinggali akan beliau jual,padahal itu milikmu dan bibimu bilang sebagai balas budi karena merawatmu sejak kecil.
Jadi aku memang jahat khan?Seharusnya itu bukan urusanku.Tapi melihatmu mengalah terus dalam hidupmu dan hidup kita terinjak-injak rasanya,merasakan diriku sesak nafas.
Suatu saat kita akan ketemu dan usaha teh kembang sepatu impianku akan berhasil.Percayalah Kang.
Selamat tinggal.Masih kuingat  kembang sepatu yang kamu sematkan di telingaku dan aku tersipu-sipu.
Dan kembang sepatu itu tetap ada di dalam hatiku tersimpan rapat dalam lubuk hatiku.
Sekali-sekali kunjungilah anakmu ,jangan lupakan dia.
Martini
Berlian mu
Martono mengamuk saat selesai membaca surat itu,menyeret taplak meja di atas meja makan dan semua yang ada di atasnya terbang meluncur menjadi kepingan gelas dan kaca.
Bibinya tergopoh-gopoh datang dan melihat semua piring dan sendok tercecer di lantai.Pecah berserakan .
"Ada apa Le?"Tanya bibinyaÂ
"Martini pergi,purik ke orang tuanya"
"Bukankah itu lebih baik?"
"Kenapa bibi sepertinya begitu membencinya ?"
"Karena tidak pernah menuruti kataku.Untuk apa dia buka usaha segala macam,kamu sudah bekerja.Kenapa anakmu harus sekolah tinggi -tinggi?Anakku juga nggak sekolah tinggi bisa kerja di perkayuan.Kurasa istrimu terlalu maju!"
"Kenapa bi?kenapa bibi berusaha memisahkan kami.Apalagi yang kurang.Aku kasihan melihat dia harus mengalah terus.Aku kasihan seharusnya dia bisa hidup lebih senang jika situasinya tidak seperti ini"
"Kalau begitu lepaskan dia"
"Dia istriku bibi,dia tidak pernah mengeluh kalian abaikan,dia tidak pernah mengeluh,aku tahu bi.Tolong jangan campuri urusan intern kami bibi.Aku tahu bibi menyayangiku dan aku menyayangi bibi ,begitu juga Martini sangat menyayangi bibi sampai-sampai ingin mengabulkan keinginan bibi untuk pergi ke Tanah Suci bersama dan sedang merintis usaha .Dia menyayangi bibi.Tolong bi"
"Omong kosong!kalau dia menyayangiku seharusnya dia menuruti perintahku bukannya.."
"Bibi..aku akan menjemputnya"
"Tidak usah Le"
"Aku akan menjemputnya bibi.Dia adalah berlian yang menerangi hidupku."
Martono bergegas pergi.Suara motor meraung dalam kegelapan malam.
Lalu lagu masa kanak-kanak terngiang.
Olok-olokan temannya dulu
"Martono-Martini salaman...ha..ha."
Diantara derai tawa olok-olok temannya.
Berlianku!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI