Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Curry Laksa Singapore, Kuliner Melayu Peranakan yang Populer di Asia

14 Januari 2025   21:53 Diperbarui: 14 Januari 2025   21:53 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai salah satu kota termaju di dunia, Singapura yang notabene setitik noktah bila dibandingkan luas wilayah Indonesia, memiliki keunggulan di segala bidang yang dibangun berkat pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

Tidak hanya dalam sektor ekonomi, dalam dunia kepariwisataan pun negara ini tidak kalah gemerlapnya. Beragam kawasan wisata menjadi pendulang devisa bagi negara yang dulu merupakan kolonialisasi Inggris tersebut.

Terkait wisata, bila bertandang ke negara berjuluk "Kota Singa" ini, jangan lupa menjejakkan kaki ke Merlion Park yang berseberangan Marina Bay Sands. Manjakan mata dengan mengagumi maskot Singapura, makhluk setengah singa setengah ikan yang dinamai Merlion. Jangan lupa juga berswafoto di sana sekadar kenangan-kenangan di negeri jiran ini.

Lapar setelah seharian berjalan-jalan dari satu pesona visual menuju yang lain, maka ikutilah antrean menuju Lau Pa Sat untuk bersantap saat larut malam dan menikmati keelokan Festival Market.

Pasalnya, di kawasan santap malam outdoor yang buka sekitar pukul 19.00 waktu setempat, Anda sudah disambut jajaran gerai yang menjual aneka kuliner seperti menu ikonik Curry Laksa Singapore.

Apa sih keistimewaan Curry Laksa Singapore sehingga menjadi menu ikonik Singapura? Demikian mungkin pertanyaan awam terkait kuliner eksotik yang merupakan paduan menu melayu-peranakan (Tionghoa) pada negara yang berada di bawah pemerintahan Perdana Menteri Lee Hsien Loong ini.

"Seperti menu melayu-peranakan lainnya, kelezatan Curry Laksa Singapore yang kerap juga disebut 'Laksa Katong' ini tidak lepas dari aroma khas kuah kari kental yang disajikan secara panas," ungkap Supervisor Waroenk Seafood and Oriental Cuisine Yuni Foeh ketika ditemui di Jalan Veteran 18, Fatululi, Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 14 Januari 2025 siang.

Selain itu, sebut wanita asal Rote Ndao tersebut, pelaku kuliner maupun chef di singapura senantiasa menyuguhkan berbagai kuliner khas secara apik. Tidak terkecuali Curry Laksa Singapore yang sudah populer di Asia Tenggara, bahkan di Asia.

"Para chef di sana mengusung kuliner Singapura dengan teknik memasak yang mutakhir, memadukan racikan dan penyajian yang inovatif tetapi tetap menjaga cita rasa yang sudah akrab di lidah," ulas Yuni.

Ia menambahkan, makanan khas suatu daerah yang sudah populer dan mengglobal jika diberi sentuhan baru, maka biasanya menjadi daya tarik visual modern tersendiri selain tentu saja cita rasanya.

"Sehingga menjadikan menu ini mudah ditemui di berbagai tempat, termasuk di Kota Kupang sendiri yang juga disediakan pihak kami. Curry Laksa Singapore ini sendiri diluncurkan manajemen sebagai menu baru sekaligus menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari ini," beber Yuni.

Menurutnya, boleh dikata menu tersebut merupakan menu wajib yang biasanya tersaji sebagai menu oriental klasik pada saat Tahun Baru Imlek.

Kuah yang Bercampur Kwetiau

 

Yuni mengklaim Curry Laksa Singapore di Waroenk Seafood and Oriental Cuisine otentik dengan menu yang ditawarkan di pusat-pusat kuliner Singapura.

"Mie laksa dalam kuah kari ala Singapura ini berisi bahan udang, telur burung puyuh, tauge, dan beberapa bumbu lainnya. Kuah karinya sendiri juga sudah bercampur 'kwetiau'. Ini yang bikin menu melayu-peranakan (Tionghoa) tersebut tambah gurih," runutnya.

Sekadar diketahui, kwetiau yang dimaksud Yuni adalah sejenis mie Tionghoa berwarna putih yang terbuat dari beras.

Ia menambahkan, berkat kaldu laksa ini jugalah yang memberikan keseimbangan pas antara santan dan rempah-rempah, sehingga jenis sup mie bercita rasa khas melayu-peranakan itu dijamin memuaskan selera pelanggan.

"Curry Laksa Singapore kami banderol cukup terjangkau. Jadi, bagi yang ingin menikmati menu yang sangat populer di Singapura, bahkan Asia ini tidak perlu jauh-jauh ke Singapura. Datang saja ke restoran kami karena sebelumnya memang juga telah menyediakan menu-menu mancanegara lainnya," promosi Yuni.

Ketenaran Laksa Katong Singapura

Sementara itu, ditemui di kesempatan dan tempat yang sama, Head Chef Waroenk Seafood and Oriental Cuisine Ahmad Niko menambahkan, sejatinya ada berbagai jenis "laksa" di Singapura, mulai yang bercita rasa asam khas Penang hingga yang mirip kari seperti Laksa Sarawak.

"Namun, tidak ada yang mengalahkan ketenaran Laksa Katong asli Singapura. Pasalnya, Laksa Katong terinspirasi dari hidangan peranakan (orang Tionghoa Semenanjung) yang beradaptasi dengan menu melayu, sehingga sering disebut melayu-peranakan (Tionghoa) yang hidup di wilayah Katong," terangnya.

Niko menjelaskan, di Singapura ciri khas hidangan ini yaitu memiliki tekstur kuah sup pedas dengan warna kemerah-merahan, dibumbui santan dan udang kering, serta ditaburi bahan-bahan seperti kerang, udang, dan perkedel ikan.

"Ciri khas lainnya adalah mie bihun tebal (kwetiau) yang dipotong-potong pendek supaya mudah disuap dengan sendok. Di beberapa gerai makanan, pelanggan hanya diberi sendok untuk menyantap laksa tanpa sumpit," imbuhnya.

Di Indonesia sendiri, lanjut Niko juga terdapat beberapa jenis laksa seperti Laksa Bogor dan Laksa Betawi.

"Nama Laksa diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti jamak, menunjukkan mie Laksa dibuat dengan berbagai campuran bumbu," tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun