"Istilahnya, kalau ngambil price Rp 600 ribu mereka dapat minum sepuasnya sesuai kategori merek bir, sementara untuk yang price lebih mahal mereka dapat minum sepuasnya bir-bir branded tanpa dibatasi sesuai durasi keliling truk bar," jelasnya.
Di shop Ice Ice Bali sendiri, Hana mengungkapkan manajemen menawarkan konsep baru yang juga pertama kali hadir di Pulau Dewata.
"Konsepnya Ice Bar, jadi seluruh ruangan bar terbuat dari es asli dengan suhu dingin minus sembilan derajat celsius, mulai dinding maupun dekorasinya seperti rak, meja bartender, dan lain-lain," tutupnya.
Apapun itu, eksotisme dan geliat bisnis yang membuncah di Pulau Dewata tidak melunturkan iklim sejuk terkait toleransi dan adat budaya yang dijunjung tinggi masyarakat selama ini.
Kamis 30 Mei 2024 pagi, penulis meninggalkan Denpasar yang sudah mulai berdenyut dengan aktivitas hariannya yang padat merayap menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
"Bali, kami selalu merindukanmu, rahayu rahayu rahayu!".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H