Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ayam Goreng Veteran, Kreasi Menu yang Diklaim Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Jepang

5 Agustus 2022   10:37 Diperbarui: 5 Agustus 2022   10:49 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam Goreng Veteran. / (Foto: Effendy Wongso)

Saat ini, gempuran usaha kuliner waralaba asing sudah menjamah hampir setiap daerah di Indonesia. Berkat manajemen dan marketing yang mumpuni, mereka dapat menegaskan brand yang kuat.

Dalam arti lain, mereka berhasil memasarkan berbagai produk makanan dan minuman itu sehingga laris di pasaran.

Beberapa brand bahkan sudah menjadi merek ikonik yang tak dapat dipisahkan dari kaum urban. Sehingga, urusan bersantap menjadi gaya hidup kekinian atau 'dine with style'. Adapun jenis makanan yang paling masif ditemui adalah ayam goreng.

Kendati demikian, hal itu tidak lantas membuat pelaku usaha yang memasarkan "ayam goreng" tradisional meringis. Pasalnya, tetap saja ada tempat di hati para penikmat kuliner.

Di luar itu, sejatinya menu berbahan ayam baik ayam kampung maupun broiler yang lebih sering disebut ayam potong, saat ini menjadi salah satu bahan daging yang paling banyak dikonsumsi penikmat kuliner.

Berbagai kreasi makanan yang menggunakan bahan dari unggas ini digemari tidak lain karena keefisienannya. Para peternak tidak terlalu sulit mengembang-biakkan ayam, khususnya ayam potong lantaran ditunjang teknologi mutakhir dalam peternakan, terutama pakan yang berkontribusi memajukan usaha peternakan ayam.

Terkait ayam goreng, salah satu restoran yang ada di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Waroenk Seafood juga tidak ketinggalan mengeluarkan menu ayam goreng andalan.

"Kami memiliki beberapa menu ayam goreng, tetapi saat ini yang lebih disukai adalah Ayam Goreng Veteran," beber Supervisor Waroenk Seafood Wanda Bunga ketika ditemu beberapa waktu lalu di Jalan Veteran 18, Fatululi, Kota Kupang.

Menurutnya, menu yang dirilis pada awal November 2019 itu mendapat animo yang bagus dari pelanggan.

Saat ditanyakan hal apa yang menjadi kelebihan dari menu Ayam Goreng Veteran tersebut, Wanda dengan gamblang mengatakan karena salah satunya menu pihaknya itu menggunakan bahan ayam kampung.

"Seperti diketahui, saat ini sudah jarang pelaku usaha kuliner menggunakan bahan dari ayam kampung. Kebanyakan ayam goreng yang ada di pasaran itu menggunakan bahan ayam broiler," paparnya.

Wanda menjelaskan, kendati dibombardir kehadiran ayam broiler di era 1980 hingga saat ini, tetapi ayam kampung tetap memiliki penikmat tersendiri.

"Selain cita rasa gurih daging ayam kampung yang menjadi kontribusi kepopuleran Ayam Goreng Veteran, hal lain yang juga menjadi penentu digemarinya makanan ini tidak lepas dari penggunaan kremesan renyah," urainya.

Ibu satu putri tersebut mengatakan, Ayam Goreng Veteran adalah kreasi masakan yang dibuat dengan teknik menggoreng.

"Caranya, daging ayam kampung digoreng dengan baluran tepung terigu yang telah dibumbui (kremes), dan digoreng hingga matang kecokelatan," tuturnya.

Salah satu faktor digemarinya menu pihaknya itu, sebut Wanda, adalah sensasi "kriuk" yang dihasilkan dari remah tepung terigu menjadikan olahan ini disebut "ayam kremes" atau ayam kriuk di beberapa tempat.

"Mirip 'ayam kentucky', namun baluran tepung pada Ayam Goreng Kremesan lebih berbentuk remah-remah. Perbedaan mendasar lainnya dibandingkan ayam Kentucky, karena Ayam Goreng Veteran menggunakan bahan daging ayam kampung, bukan ayam broiler seperti pada ayam kentucky," paparnya.

Ia menambahkan, proses pembuatan Ayam Goreng Kremesan juga jauh lebih sulit. Pasalnya, saat membuat "kremesan" sangat mudah luyak atau melempem dan menggumpal tidak karuan ketika digoreng. Untuk itulah dibutuhkan teknik tersendiri dalam meraciknya.

Di Waroenk Seafood, sambung Wanda, menu personal Ayam Goreng Veteran (Nasi Ayam Goreng Veteran) dibanderol cukup terjangkau Rp 40.000.

"Untuk ala carte atau porsiannya yang berukuran setengah ekor, Ayam Goreng Veteran dibanderol juga cukup murah Rp 60.000," kata Wanda.

Ia berharap, menu Ayam Goreng Veteran pihaknya bisa memberi pilihan berbeda bagi penikmat ayam goreng yang sudah bosan makan ayam goreng yang biasa-biasa saja, bahkan yang umum dikonsumsi saat ini seperti yang jamak ditawarkan usaha kuliner waralaba luar negeri.

Sementara itu, Head Chef Waroenk Group Ahmad Niko ketika ditemui di tempat yang sama membeberkan jika menu "legenda" Nusantara ini sudah ada sejak zaman Jepang.

"Ayam Goreng Veteran adalah penamaan lain dari ayam goreng kremesan yang marak dijual di berbagai wilayah di Indonesia. Sebetulnya, merupakan kreasi resep ayam goreng temurun dari 'Mbok Berek' yang sudah dikenal di Yogyakarta sejak masa penjajahan Jepang," jelasnya.

Seperti diketahui, sebut Niko, nama Mbok Berek adalah sebutan bagi Nini Ronodikromo yang memiliki nama panggilan Nyi Rame, istri dari Roniro yang lebih sering dipanggil Djakiman.

"Nyi Rame dan Roniro tinggal di desa Candisari, Yogyakarta. Pasangan suami-istri itu memiliki enam orang anak di antaranya Samidjo Mangundimedjo, Saminten Pawirosudarsono, Sukinah Mulyodimejo, Tumirah Martohanggono, Saminun, dan Suwarto," bahasnya.

Diketahui pula, sambung Niko, salah seorang anak Nyi Rame sangat rewel dan sering menangis hingga menjerit-jerit atau dalam bahasa Jawa disebut "berek-berek". Bermula dari hal itulah sehingga membuat Nyi Rame memiliki panggilan baru, Mbok Berek.

"Nama itu lantas melekat dan menjadi ciri khas ayam goreng 'kremes' yang dijualnya hingga keturunannya. Nah, selanjutnya, dari kreasi 'kremes' inilah tercipta menu kreatif seperti Ayam Goreng Veteran," katanya.

Niko mengungkapkan, penamaan "Veteran" sendiri diambil dari nama jalan yang menjadi lokasi usaha pihaknya.

"Ya, mirip penamaan Ayam Goreng Fatmawati," tutupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun