Yao menghela napas panjang.
Samar dilihatnya punggung gadis yang telah mengalahkannya tadi menirus, lalu menghilang di balik daun tenda setelah mengalihkan pandangan dari layar lebar langit.
Ia menggigit bibir.
Gadis itu memang tangguh. Ia seperti perempuan jelmaan para dewa, dirida segala purna yang tidak diradi pada sembarang orang. Kekalahannya ini bukan birang. Bukan sesuatu yang pantas disesali.
Gadis itu telah menyadarkannya.
Musuhnya memang bukan hanya pasukan pemberontak Han. Bukan hanya Shan-Yu. Bukan hanya sebentuk musuh-musuh jasadi. Tetapi juga jahiliah yang bermuasal dari dalam dirinya sendiri.
Diam-diam ia bersyukur memiliki sahabat sekaligus pemimpin seperti Fa Mulan.
Gadis itu memang prajurit jelmaan Dewata, prajurit garda langit! (bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H