"Bagaimana keadaan kalian?"
"Hampir semua rekan yang berangkat bersama Prajurit Madya Yao gugur di perbatasan. Kami yang selamat tidak sampai dua puluh orang. Pasukan pemberontak Han sangat banyak, Asisten Fa! Kami tidak sanggup mengadang mereka!"
"Baik, baik. Terima kasih. Kamu istirahat saja dulu. Kalau luka, segera ke tenda tabib."
Prajurit bawahan itu mengangguk.
Fa Mulan meninggalkan prajurit itu dengan wajah gusar. Dilangkahkannya kakinya dengan gerak gegas ke tenda Yao. Meminta pertanggungjawaban lelaki bertubuh kekar itu.
"Yao!" teriaknya keras di muka tenda Yao.
Yao menyibak daun tenda. Ia keluar dengan wajah bengis. Tampak segar bugar, tidak mengalami luka sedikit pun. Fa Mulan sedikit lega. Tetapi tak mengurungkan kemarahannya yang sudah mengubun sejak fajar kemarin.
"Apa-apaan kamu, Yao!" sembur Fa Mulan berkacak pinggang. "Sok jagoan begitu!"
Yao mendekat.
Ia berdiri persis sejengkal di hadapan Fa Mulan. Ditatapnya ke bawah dengan sikap tidak bersalah. Gadis atasannya itu mendongak, masih belum menyurutkan tatapan matanya yang setajam pedang.
"Sudah sedari dulu saya bilang, saya ingin menghalau Jenderal Shan-Yu di bawah bukit sebelum dia dan pasukannya mendapatkan kekuatannya kembali, lantas menyerang kemari dan merobek-robek tubuh kita di sini!"