"Hormat saya pada Tabib Ma Qhing," sapanya santun.
Tabib tua yang mengenakan stola beledu biru bermute delima di tengahnya itu mengangguk, membalas hormat Bao Ling. Setelah berdiri menyambut penghormatan Bao Ling barusan, ia pun duduk kembali di salah satu kursi jati dengan pilar sandaran yang berhias vinyet yang-liu di belakang meja pertemuan.
"Tabib Ma, tolong juga sampaikan kotak ini kepada Asisten Fa Mulan," sodor Jenderal Gau Ming setelah mengambil sesuatu dari laci bawah mejanya. "Titip pesan bahwa, ini merupakan simbolitas penghargaan dari Istana Da-du untuknya."
"Apa ini, Jenderal Gau?" tanya Tabib Ma Qhing berbasa-basi setelah menerima kotak berwarna hitam dari bahan kayu tersebut. Ia berdiri kembali dari duduknya.
Jenderal Gau Ming menjawab. "Pil Naga."
"Pil Naga?!" Bao Ling mendesis dari seberang meja. Ia mencondongkan badannya seperti hendak mengetahui apa isi kotak hitam yang kini telah berada dalam genggaman Tabib Ma Qhing. Rasanya, ia pernah mendengar kepopuleran Pil Naga tersebut. Pil Naga memang bukan obat biasa.
"Ramuan obat dari ginseng berkualitas unggul berusia seribu tahun dari seorang diplomat Korea. Sebenarnya ginseng ini diberikan Kaisar Yuan Ren Zhan pada hari ulang tahun saya setahun lalu. Tapi saya pikir, Asisten Fa Mulan lebih memerlukan obat kebugaran ini untuk kekuatannya menghadapi serangan musuh di Tung Shao," jelas Jenderal Gau Ming, memaparkan tanpa ditanyai.
Bao Ling menyergah. "Tapi, Pil Naga ini merupakan barang berharga, Jenderal Gau...."
Pil Naga adalah obat mujarab untuk kebugaran. Merupakan obat langka seberharga emas permata Istana. Ribuan tahun Pil Naga tersebut telah menjadi komsumsi kesehatan para kaisar dari generasi ke generasi.
Bao Ling sering mendengar kalau puak bangsawan Istana selalu menggunakan obat tersebut untuk menambah vitalitas. Tetapi sesungguhnya Pil Naga lebih dari sekedar itu. Konon Pil Naga tersebut pernah menyembuhkan luka dalam seorang pendekar handal Tionggoan yang terkena pukulan tenaga dalam. Selebihnya ia tidak tahu apa-apa lagi selain fungsi keperkasaan dan kejantanan.
Jenderal Gau Ming berdeham. "Sudah tidak berarti buat saya. Justru Asisten Fa Mulan-lah yang lebih membutuhkan Pil Naga ini," alasannya menjawabi pertanyaan Bao Ling. "Sudahlah. Buat apa dipikirkan lagi. Barang berharga ini tidak ada apa-apanya dibandingkan pengorbanan Asisten Fa Mulan, yang sudah menyabung nyawa di zona tempur. Anggap saja sebagai ungkapan terima kasih Istana Da-du kepadanya."