Patriotisme macam apa yang dimilikinya bila lari dari kenyataan?!
"Bao Ling, saya bukan menyesali kenapa harus terlibat dalam perang ini! Kenapa harus terjebak menunggu ajal di tempat sedingin ini. Bukan. Bukan itu semua. Tapi yang saya sesali adalah, lambannya para jenderal untuk bertindak menyelamatkan situasi. Para jenderal di pusat sangat egosentris! Mereka lebih mementingkan menyelamatkan aset-aset dan kekayaan pribadi mereka saja. Padahal, kamu tahu, di sini kita sudah terkepung. Dan mungkin besok atau lusa kita sudah berada di ujung golok penggal algojo musuh!"
Bao Ling menundukkan kepalanya.
Didengarnya isi hati Fa Mulan dengan takzim. Ia mengangguk tanpa sadar. Para pejabat di Istana Da-du memang selalu mementingkan dirinya sendiri. Buktinya, permintaan Fa Mulan dan Shang Weng agar militer pusat mengirimkan bala bantuan prajurit Divisi Kavaleri Danuh tidak diindahkan. Dan baru mengirimkan bantuan tersebut setelah situasinya tidak memungkinkan lagi!
Sudah terlambat!
"Jadi, apa yang akan kita lakukan besok, Asisten Fa?!"
"Kita bertempur habis-habisan. Lebih baik mati syahid di sini ketimbang kembali ke Ibu Kota Da-du dengan wajah tercoreng malu!"
"Ja-jadi, maksud Anda... Anda tidak mau mundur?!"
"Kalau saya ingin mundur, sejak mula dalam perekrutan wamil dulu saya sudah melarikan diri!"
"Ta-tapi, bukankah dengan memaksakan diri bertahan sama juga dengan bunuh diri, Asisten Fa?!"
Fa Mulan mengusap wajahnya.