Kata Mama, nama Eyang sengaja dipilih di antara nama-nama lain semisal Susi, Wati, Siti, de-el-el de-el-el. Karena nama Eyang sudah diperhitungkan matang-matang. Diperhitungkan menurut primbon dan kerabat-kerabatnya. Konon, untuk mendapatkan nama buat saya, Mama sampai mutih selama seminggu. Ah, tauk-lah. Kalau Mama mutih, pastilah Papa ngitem.
Ya, itulah. Demi sebuah nama. Kata Mama lagi, Eyang dipilihkan kepada saya supaya saya dapat menjadi eyang-eyang alias nenek-nenek alias panjang umur. Supaya saya nantinya dapat beranak-pinak sampai cicit.
"Kak Eyang...!"
"Oups...!"
"Ngelamunin siapa, sih?"
Cowok ceking itu menatap saya terpaku. Saya tidak menyangka kalau pikiran saya bisa ngelencer jauh begitu.
"Ngelamunin pacar saya!" jawab saya, mencoba menutupi kekikukan saya.
"Pasti special."
"Martabak kali."
Dia tertawa.
"Kak Eyang...."