Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Para Arwah

11 Maret 2021   10:46 Diperbarui: 11 Maret 2021   10:59 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, Siao Mei masih anteng, berusaha mengarahkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Selain perabotan rumah tangga yang berdebu, tidak banyak yang dapat ia saksikan di sana. Sebetulnya tempat itu tidak seseram apa yang diceritakan Chen Chiang kepadanya.

Tidak ada tabela atau petimati seperti yang sering ia tonton dalam film-film horor Mandarin. Tidak ada mayat serupa mumi berseragam prajurit Dinasti Qing dengan selembar fu -- jimat beraksara kanji Tiongkok pada selembar kertas berwarna kuning -- yang menempel di dahinya. Tidak ada meja persembahyangan dengan alwah -- kayu nisan kecil -- di atasnya. Juga tidak ada chinesse vampire yang menyeringai dengan sepasang gigi taringnya yang khas!

"Sstt... jangan nyalakan senter!"

"Kenapa?"

"Bisa mengundang perhatian Qing mo-kui!"

"Hei, justru itu yang kita inginkan, kan?!"

"Ka-kamu...."

"Kita kemari bukan untuk melihat perabotan tua dengan selubung debu yang setebal tripleks, kan?"

"Tentu saja bukan!"

"Nah...."

"Sstt... kecilkan suaramu, dong!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun