Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Legenda Hantu Prajurit Belanda

8 Maret 2021   23:47 Diperbarui: 9 Maret 2021   00:01 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Terdengar suara lolongan anjing serupa tangisan. Ada burung-burung malam berkelebat di atap rumah. Entah, mungkin kelelawar. Maya meringkuk lebih dalam ke dalam sarungnya. Ia masih dihantui bayangan ilusinya sendiri tentang hantu-hantu korban revolusi, sepasukan prajurit asing yang mati dalam perang di desa ini.

Gelap di sekeliling. Hanya ada penerangan kecil dari lampu teplok di tengah rumah. Lingga di sampingnya. Mendengkur dalam nada nyenyak. Ia menggigit bibir. Ada suara gaduh di luar, seperti derap-derap langkah sepatu lars para serdadu. Sontak tubuhnya menggigil. Dahinya mulai diembuni noktah-noktah keringat dingin.

Dipejamkannya mata rapat-rapat. Suara itu masih terdengar, menderas jelas mengarah di samping rumah. Hantu-hantu prajurit! Hantu-hantu penasaran yang berasal dari arwah-arwah tentara yang meninggal secara tidak wajar! Yang mati dalam sebuah pertempuran kemerdekaan puluhan tahun silam!

Ia masih menggigil ketakutan, lalu berdoa dengan pikiran balau meski suara gaduh itu sudah menjauh dan menghilang seperti tertiup angin. Satu salakan anjing menyudahi segalanya.

"Kamu kenapa?!"

Ada suara sember melonjakkan badannya. Bibirnya bergetar dengan wajah memucat. Lingga menatapnya dengan rupa bingung.

"Han... hantu itu...!"

"Tidak ada hantu!" sergah Lingga kesal.

"Ta... tapi, ak-aku jelas-jelas mendengar derap-derap langkah mereka tadi!"

"Kamu bermimpi!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun