"Apalagi, setiap Imlek yang seharusnya merupakan hari paling bahagia bagi kita ini kamu isi dengan tangismu yang...."
"Revo!"
"Papa dan Mama sedih melihat kamu begini terus-terusan. Kamu pikir dengan airmata dapat mengembalikan masa lalu-masa lalumu yang indah, yang terenggut oleh kecelakaan itu?!"
"Ten-tentu saja tidak. Tapi...."
"Tapi apa?! Supaya kami iba melihat ada gadis bernama Airin Wijaya yang bernasib malang karena kehilangan keluarganya?!"
"Ak-aku...."
"Jangan picik begitu dong, Rin! Kamu pikir kami ini bukan keluargamu?! Kamu pikir kami tidak menyayangi kamu?!"
"Maafkan aku, Revo...."
"Aku tidak butuh kalimat maaf, Rin. Kami tidak butuh itu. Yang kami perlukan adalah, please kamu tidak terus-terusan begini! Please kamu tidak larut dalam kesedihan yang sama sekali tidak bermakna itu. Itu saja. Bukan maafmu!"
"Aku selalu menyusahkan keluarga kamu...."
"Siapa bilang tidak?! Memang iya kok, kamu selalu menyusahkan kami dengan airmata bombay-mu itu!"